Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Argentina, Javier Milei, menolak tuduhan bahwa ia mempromosikan token kontroversial Libra (LIBRA) yang nilainya anjlok drastis setelah lonjakan awal. Kontroversi ini memicu tuntutan hukum terhadap Milei atas dugaan penipuan dan bahkan seruan untuk pemakzulannya.
"Saya tidak mempromosikan itu. Yang saya lakukan hanyalah menyebarkan informasi," ujar Milei dalam wawancara dengan Todo Noticias pada 17 Februari, yang merupakan pernyataan publik pertamanya sejak skandal yang disebut media lokal sebagai "Libragate" mencuat.
Libra Token: Lonjakan Cepat, Jatuh Drastis
Libra (LIBRA), token berbasis Solana dari proyek Libertad, sempat mencapai kapitalisasi pasar sebesar $4,56 miliar pada 14 Februari 2025, setelah Milei membuat unggahan tentangnya di media sosial X (Twitter).
Baca Juga: Robert Kiyosaki Peringatkan Potensi Krisis Ekonomi Besar dan PHK Massal
Namun, tak lama setelah unggahan tersebut dihapus, nilai token anjlok 94%, menimbulkan dugaan skema pump-and-dump—manipulasi harga dengan cara meningkatkan nilai aset secara artifisial sebelum menjualnya dengan keuntungan besar.
Milei membela diri dengan mengatakan bahwa ia bertindak dengan itikad baik dan tidak memiliki keterlibatan langsung dalam proyek tersebut.
"Saya tidak menyembunyikan apa pun. Namun, saya sadar bahwa ada hal yang perlu saya pelajari, termasuk bagaimana menyaring informasi yang pantas untuk dibagikan," ujar Milei.
Presiden libertarian ini juga menegaskan bahwa negara tidak memiliki peran dalam kasus ini, dan dampak dari peluncuran token harus menjadi tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat.
Dampak pada Investor dan Tudingan Manipulasi
Kontroversi ini memicu keprihatinan terkait 44.000 investor yang diduga mengalami kerugian. Namun, Milei menepis angka tersebut, mengklaim bahwa sebagian besar hanyalah bot.
Baca Juga: Penipuan Memecoin Palsu Merajalela! Terbaru Nama Pangeran Mahkota Saudi Dicatut!
"Dalam skenario terbaik, hanya sekitar 5.000 orang yang terlibat," kata Milei.
"Kemungkinan ada investor dari Argentina sangat, sangat kecil."
Sementara itu, CEO CryptoMKT, María Fernanda Juppet, menyatakan bahwa skandal ini tidak akan berdampak besar terhadap adopsi kripto di Argentina.
"Sebagian besar transaksi di pasar Argentina dilakukan dengan mata uang digital yang dipatok dolar," jelas Juppet.
"Kasus Milei lebih membuka diskusi politik ketimbang menimbulkan penolakan terhadap teknologi kripto."
Kaitan Milei dengan KIP Protocol
Meski membantah keterlibatan langsung, Milei mengakui bahwa dirinya pernah bertemu dengan perwakilan KIP Protocol pada 19 Oktober 2024 di Argentina. Pertemuan tersebut membahas proyek blockchain yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut.
Baca Juga: Simak Kinerja Pilihan Investasi Robert Kiyosaki pada 2025
Namun, dalam pernyataan resmi pada 17 Februari, KIP Protocol membantah telah menciptakan token LIBRA atau bertindak sebagai market maker. Perusahaan Web3 ini menegaskan bahwa mereka hanya perusahaan konsultan teknologi yang ditugaskan untuk mendistribusikan dana proyek ke bisnis lokal di Argentina.
CEO KIP, Julian Peh, juga mengklarifikasi bahwa dalam pertemuan dengan Milei, tidak ada pembahasan mengenai peluncuran token. Bahkan, mereka mengaku tidak mengetahui kapan LIBRA token mulai diperdagangkan.
Sementara itu, Jupiter Exchange, platform perdagangan kripto, mengungkap bahwa komunitas memecoin telah mengetahui rencana peluncuran LIBRA dua minggu sebelum lonjakan harga dan kejatuhannya. Namun, mereka menegaskan bahwa tidak ada bukti tim mereka terlibat dalam insider trading.