kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.340.000   -1.000   -0,04%
  • USD/IDR 16.712   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.570   155,90   1,85%
  • KOMPAS100 1.188   24,76   2,13%
  • LQ45 863   17,67   2,09%
  • ISSI 300   6,15   2,09%
  • IDX30 447   6,81   1,55%
  • IDXHIDIV20 518   8,17   1,60%
  • IDX80 134   2,95   2,26%
  • IDXV30 137   1,51   1,12%
  • IDXQ30 143   2,38   1,69%

Triliuner AS Gugat Kerabat Taiwan, Sengketa Warisan Bos Formosa Memanas Lagi


Senin, 24 November 2025 / 20:10 WIB
Triliuner AS Gugat Kerabat Taiwan, Sengketa Warisan Bos Formosa Memanas Lagi
ILUSTRASI. Bisnis Formosa Plastics di Amerika Serikat. Sengketa panjang dalam keluarga mendiang raksasa bisnis Taiwan, Y.C. Wang, kembali memanas


Sumber: Forbes | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Sengketa panjang dalam keluarga mendiang raksasa bisnis Taiwan, Y.C. Wang, kembali memanas. 

Walter Wang, putra bungsu Y.C. Wang yang kini menjadi triliuner di Amerika Serikat mengajukan gugatan di Pengadilan Superior Washington D.C. terhadap sejumlah saudara tiri dan sepupunya atas dugaan salah kelola aset bernilai miliaran dolar dalam New Mighty Trust, salah satu struktur warisan yang dibentuk almarhum.

Walter, CEO J.M. Eagle yang membangun kekayaan senilai US$ 2,1 miliar dari manufaktur pipa plastik di California, meminta pengadilan melakukan reformation atau perubahan mandat trust agar sesuai dengan niat asli ayah dan pamannya. 

Ia berargumen bahwa trust tersebut awalnya dimaksudkan untuk mendukung filantropi keluarga, menjaga persatuan, dan memperkuat daya saing bisnis Formosa Plastics di Amerika Serikat, namun tujuan itu mandek di tangan empat pengelola yang menurutnya hanya ditunjuk secara sementara.

Data yang dia ajukan menunjukkan aktivitas filantropi New Mighty Foundation hampir berhenti total sejak 2008. Saat Y.C. Wang masih hidup, trust mentransfer sekitar US$232 juta ke yayasan itu dan menyalurkan US$48 juta untuk mendukung penelitian, layanan kesehatan, serta program budaya. 

Namun setelah 2008, tidak ada lagi transfer dana dari trust, sementara biaya hukum yayasan justru melonjak hingga mencapai US$35 juta dalam beberapa tahun terakhir.

Gugatan ini menambah panjang rentetan konflik hukum warisan Wang yang telah berlangsung sejak 2009. 

Sengketa bermula karena Y.C. Wang, pendiri Formosa Plastics bersama saudaranya, Y.T. Wang, wafat pada 2008 dalam usia 91 tahun tanpa meninggalkan wasiat, meski mengendalikan salah satu kerajaan petrokimia terbesar Asia dengan aset mendekati US$90 miliar.

Kehidupan keluarga Y.C. Wang yang kompleks, 17 anak dari empat perempuan berbeda, memicu persaingan dan konflik berkepanjangan. Putra sulungnya, Winston, memulai gugatan pertama lebih dari satu dekade lalu untuk membatalkan trust dan merebut kembali aset. 

Proses hukum kemudian menyebar ke pengadilan di AS, Bermuda, Hong Kong, dan Taiwan. Sebuah putusan 471 halaman dari Mahkamah Agung Bermuda pada 2022 menguatkan keabsahan lima trust yang dibentuk, namun memberikan sebagian kemenangan kepada Winston terkait satu trust yang dibuat setelah kematian sang ayah.

Walter sebelumnya enggan terlibat. Namun kesaksian yang terungkap dalam perkara Bermuda yang menyiratkan bahwa empat pengelola trust hanya bersifat sementara mendorongnya meminta dilibatkan dalam manajemen. 

Setelah empat kali permintaan tidak mendapat tanggapan, Walter mengajukan gugatan di Bermuda pada 2023 dan kini di Washington D.C.

Di tengah perseteruan internal ini, kinerja bisnis Formosa Plastics juga memburuk. Saham Formosa Plastics anjlok lebih dari separuh sejak 2021, sementara perusahaan mencatat kerugian US$40 juta pada 2024. 

Laba pra-pajak operasi Formosa USA merosot dari US$1,4 miliar pada 2021 menjadi hanya US$157 juta pada 2024, membuat kekayaan keluarga Wang ikut tergerus dari daftar keluarga terkaya Taiwan.

Walter menegaskan bahwa gugatan ini bukan soal uang. Sebagai penyintas kanker dan tokoh religius, ia menyatakan tidak berniat membubarkan trust ataupun mengambil alih asetnya. 

Ia hanya ingin memastikan pengelolaan trust mencerminkan “niat sejati” ayah dan pamannya. Namun dengan sejarah sengketa yang sudah berlangsung hampir dua dekade, penyelesaiannya tampak masih jauh dari kata selesai.

Selanjutnya: Kepala BRIN Sebut Pesawat N219 Siap Diproduksi Massal

Menarik Dibaca: Tiket KA untuk Nataru Sudah Dijual, KAI Ingatkan Pelanggan Pesan Tiket Lebih Awal




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×