kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.261   -4,00   -0,02%
  • IDX 6.902   1,08   0,02%
  • KOMPAS100 1.003   -1,01   -0,10%
  • LQ45 764   -3,14   -0,41%
  • ISSI 227   0,65   0,29%
  • IDX30 394   -1,62   -0,41%
  • IDXHIDIV20 455   -1,56   -0,34%
  • IDX80 112   -0,18   -0,16%
  • IDXV30 114   0,03   0,03%
  • IDXQ30 127   -0,63   -0,49%

Trump Marah Besar, Ini Ancamannya untuk Negara-Negara yang Merapat ke BRICS


Selasa, 08 Juli 2025 / 06:30 WIB
Trump Marah Besar, Ini Ancamannya untuk Negara-Negara yang Merapat ke BRICS
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump mengancam untuk mengenakan tarif tambahan pada negara-negara yang berpihak pada kebijakan negara-negara BRICS. REUTERS/Yves Herman


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pada Minggu (6/7/2025) malam, Presiden AS Donald Trump mengancam untuk mengenakan tarif tambahan pada negara-negara yang berpihak pada kebijakan negara-negara BRICS. 

Hal tersebut diungkapkannya setelah kelompok tersebut menyatakan "kekhawatiran serius" atas negara-negara yang mengenakan tarif sepihak.

"Negara mana pun yang berpihak pada kebijakan BRICS yang anti-Amerika, akan dikenakan Tarif TAMBAHAN sebesar 10%. Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini," kata Trump dalam sebuah postingan di Truth Social. 

Ia tidak menjelaskan lebih lanjut, juga tidak mengatakan kebijakan BRICS apa yang dimaksudnya.

Melansir The New York Times, negara-negara BRICS — yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok, dan kemudian diperluas hingga mencakup Afrika Selatan dan beberapa negara lain — memulai pertemuan puncak dua hari pada Minggu di Rio de Janeiro. 

Kelompok tersebut mengeluarkan pernyataan yang tampaknya mengkritik tarif dan kebijakan luar negeri pemerintahan Trump, meskipun tidak secara langsung menyebut presiden atau Amerika Serikat.

Baca Juga: KTT BRICS Hasilkan Empat Kesepakatan Bersama

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa tarif sepihak mengurangi perdagangan global, mengganggu rantai pasokan, dan menimbulkan ketidakpastian dalam perdagangan internasional. 

BRICS juga mengutuk serangan militer terhadap Iran bulan lalu, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional. 

Amerika Serikat bergabung dengan Israel dalam menyerang Iran dalam apa yang disebut kedua negara sebagai kampanye yang ditujukan pada fasilitas nuklir Teheran.

Tidak jelas negara mana yang menjadi sasaran ancaman Trump. Kelompok BRICS dibentuk pada tahun 2009 untuk meningkatkan pengaruh negara-negara ekonomi berkembang terbesar di dunia. 

Selain anggota aslinya, kini kelompok tersebut mencakup Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

Trump mengumumkan tarif yang ketat pada hampir setiap mitra dagang pada bulan April. Gedung Putih kemudian menghentikan tarif tersebut selama 90 hari, hingga 9 Juli, untuk mencoba memenangkan konsesi, tetapi hanya dua kesepakatan awal, dengan Inggris dan Vietnam, yang telah diumumkan.

Tonton: Keakraban Presiden Prabowo dalam KTT BRICS di Rio de Jeneiro Brasil

Ini bukan pertama kalinya presiden mengancam negara-negara BRICS. Pada bulan Juni, ia memperingatkan bahwa jika negara-negara tersebut mengganti dolar AS sebagai mata uang cadangan, ia akan mengenakan tarif 100%. 

Ancaman itu pertama kali dilontarkannya setelah memenangi pemilu November lalu. Sebulan sebelumnya, sebuah laporan yang disiapkan Rusia untuk pertemuan puncak BRICS menyerukan agar peran utama dolar dalam keuangan global agar "dinilai ulang".

Selanjutnya: Harga Emas Melejit 3 Tahun Terakhir, Apakah Rally Masih Berlanjut?

Menarik Dibaca: iPhone 14 Harga Juli 2025, Chipsetnya Lebih Cepat dari Snapdragon! Ini Reviewnya




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×