Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy agar menyerahkan sebagian wilayah negaranya kepada Rusia dalam pertemuan tegang pada Jumat lalu. Dua sumber yang mengetahui isi pembicaraan itu menyebut pertemuan tersebut membuat delegasi Ukraina kecewa.
Melansir Reuters, Trump juga disebut menolak memberikan rudal jarak jauh Tomahawk untuk digunakan Ukraina, dan bahkan sempat mempertimbangkan pemberian jaminan keamanan bagi Kyiv maupun Moskow — pernyataan yang dianggap membingungkan oleh pihak Ukraina, menurut dua sumber anonim tersebut.
Usai pertemuan dengan Zelenskiy, Trump secara terbuka menyerukan gencatan senjata di garis depan saat ini — posisi yang kemudian disampaikan kembali oleh Zelenskiy dalam komentarnya kepada media. Menurut sumber ketiga, usulan itu muncul setelah Zelenskiy menegaskan bahwa ia tidak akan secara sukarela menyerahkan wilayah Ukraina kepada Rusia.
“Pertemuan berakhir dengan (Trump) memutuskan untuk membuat ‘kesepakatan di posisi sekarang, di garis demarkasi,’” ujar sumber tersebut.
Secara keseluruhan, meski bukan bencana bagi Ukraina, pertemuan itu menjadi kekecewaan bagi Zelenskiy yang berharap bisa meyakinkan Trump untuk memasok rudal Tomahawk jarak jauh yang mampu menyerang jauh ke wilayah Rusia.
Baca Juga: Ancaman dari NATO dan Ukraina Meningkat, Rusia Perketat Hukum Sabotase
Baik Gedung Putih maupun kantor presiden Ukraina belum memberikan komentar atas laporan ini. Sebagian isi pembicaraan pertama kali dilaporkan oleh Financial Times pada Minggu.
Beberapa pekan terakhir, muncul tanda-tanda bahwa Trump mulai mengalihkan prioritasnya dari upaya memaksa kesepakatan antara Kyiv dan Moskow, menuju dukungan penuh bagi Ukraina. Misalnya, setelah bertemu Zelenskiy di Sidang Umum PBB pada September, Trump sempat menyebut bahwa Ukraina mungkin saja bisa merebut kembali seluruh wilayah yang telah direbut Rusia — meski hal itu dinilai tidak realistis oleh Kyiv sendiri.
Namun pertemuan Jumat lalu menunjukkan bahwa Trump tampaknya kembali mendorong tercapainya kesepakatan sesegera mungkin, bahkan jika syaratnya tidak menguntungkan Ukraina.
Menurut sumber, pejabat AS berulang kali menyinggung kemungkinan pertukaran wilayah antara Ukraina dan Rusia — ide yang sempat disetujui Trump awal tahun ini. Dalam pertemuan itu, Trump dikatakan menegaskan pentingnya mencapai kesepakatan cepat.
Baca Juga: Zelenskiy: Ukraina Siapkan Kontrak Pembelian 25 Sistem Pertahanan Udara Patriot
Dipengaruhi Putin?
“Itu cukup buruk,” kata salah satu sumber menggambarkan suasana pertemuan. “Pesannya adalah: ‘Negaramu akan membeku, dan negerimu akan hancur’ jika Ukraina tidak membuat kesepakatan dengan Rusia.”
Namun sumber lain membantah bahwa Trump benar-benar mengatakan Ukraina akan “dihancurkan”.
Keduanya sepakat bahwa Trump beberapa kali menggunakan kata-kata kasar selama pertemuan.
Dua sumber tersebut juga mengatakan mereka mendapat kesan bahwa Trump terpengaruh oleh pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sehari sebelumnya. Menurut laporan The Washington Post, dalam panggilan telepon tersebut, Putin mengusulkan pertukaran wilayah di mana Ukraina akan menyerahkan Donetsk dan Luhansk dengan imbalan sebagian kecil wilayah Zaporizhzhia dan Kherson.
Salah satu sumber menyebut bahwa pejabat AS bahkan mengajukan proposal pertukaran itu langsung kepada Zelenskiy dalam pertemuan Jumat tersebut.
Tonton: Serangan Drone Ukraina Hancurkan Fasilitas Minyak Rusia
Menurut salah satu sumber, Ukraina melihat wilayah Donetsk dan Luhansk yang masih mereka kuasai memiliki nilai strategis tinggi. Menyerahkannya akan membuat bagian lain Ukraina jauh lebih rentan terhadap serangan Rusia. Sumber itu menyebut langkah semacam itu akan sama dengan tindakan “bunuh diri.”
Dua sumber juga mengatakan utusan khusus AS, Steve Witkoff, menjadi salah satu yang paling gencar mendesak Ukraina agar menyetujui usulan Rusia. Witkoff menyinggung bahwa Donetsk dan Luhansk memiliki populasi berbahasa Rusia yang signifikan — argumen yang pernah ia ungkapkan di publik sebelumnya.













