kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.462.000   9.000   0,37%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

Uni Eropa Sepakat Bekukan Aset Bank Sentral Rusia Tanpa Batas Waktu


Sabtu, 13 Desember 2025 / 15:37 WIB
Uni Eropa Sepakat Bekukan Aset Bank Sentral Rusia Tanpa Batas Waktu
ILUSTRASI. Uni Eropa (UE) pada Jumat (12/12/2025) menyepakati keputusan untuk membekukan aset bank sentral Rusia yang berada di Eropa tanpa batas waktu. (Sergei Kholodilin/BelTA/Handout via REUTERS)


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Uni Eropa (UE) pada Jumat (12/12/2025) menyepakati keputusan untuk membekukan aset bank sentral Rusia yang berada di Eropa tanpa batas waktu.

Langkah ini menghilangkan salah satu hambatan utama dalam rencana penggunaan dana tersebut untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari invasi Rusia.

UE menilai invasi Rusia ke Ukraina sebagai ancaman langsung terhadap keamanan Eropa, sehingga blok tersebut bertekad memastikan Ukraina tetap memiliki pendanaan yang cukup untuk melanjutkan perlawanan militernya.

Baca Juga: Pendapatan Minyak dan Gas Rusia Diprediksi Anjlok ke Level Terendah Sejak 2020

Untuk tujuan tersebut, negara-negara anggota UE berupaya memanfaatkan aset kedaulatan Rusia yang dibekukan sejak invasi Moskow pada 2022.

Sebagai langkah awal, pemerintah UE sepakat untuk mengimobilisasi sekitar 210 miliar euro (sekitar US$246 miliar) aset Rusia selama diperlukan, menggantikan mekanisme sebelumnya yang mengharuskan perpanjangan pembekuan setiap enam bulan.

Keputusan ini sekaligus menghilangkan risiko penolakan dari negara anggota seperti Hungaria dan Slovakia, yang memiliki hubungan lebih baik dengan Moskow dibandingkan negara UE lainnya. Penolakan tersebut sebelumnya berpotensi memaksa UE mengembalikan dana ke Rusia.

Rencana Pinjaman Reparasi untuk Ukraina

Pembekuan aset tanpa batas waktu ini bertujuan meyakinkan Belgia agar mendukung rencana UE untuk menggunakan dana Rusia yang dibekukan guna memberikan pinjaman hingga 165 miliar euro kepada Ukraina.

Pinjaman tersebut dirancang untuk membiayai kebutuhan militer dan anggaran sipil Ukraina pada 2026–2027.

Pinjaman itu hanya akan dibayar kembali oleh Ukraina ketika Rusia membayar ganti rugi perang, sehingga secara efektif pinjaman tersebut berfungsi sebagai hibah yang mendahului pembayaran reparasi Rusia di masa depan.

Para pemimpin UE dijadwalkan bertemu dalam European Council pada 18 Desember untuk memfinalisasi rincian skema pinjaman reparasi tersebut, termasuk menyelesaikan persoalan jaminan bagi Belgia.

Baca Juga: Rusia Semakin Dekat, Sejumlah Warga Ukraina Menolak untuk Pergi

Belgia menginginkan kepastian bahwa negara tersebut tidak akan menanggung beban sendiri apabila Rusia memenangkan gugatan hukum terkait aset tersebut.

Sebelum pertemuan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dijadwalkan mengunjungi Berlin untuk bertemu Kanselir Jerman Friedrich Merz, dengan kehadiran pemimpin Eropa, UE, dan NATO lainnya.

Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko menyebut keputusan UE sebagai “langkah bersejarah menuju keadilan dan akuntabilitas”.

“Keputusan ini memperkuat fondasi mekanisme pinjaman reparasi dan membawa kita lebih dekat ke masa depan di mana Rusia membayar kejahatan dan kehancuran yang ditimbulkannya,” tulisnya di platform X.

Jerman disebut tidak melihat alternatif selain skema pinjaman reparasi tersebut dan siap memberikan jaminan sebesar 50 miliar euro, menurut sumber diplomatik Eropa.

Kritik Hungaria dan Gugatan Rusia

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengkritik keputusan UE yang disahkan melalui mekanisme qualified majority vote, yang membutuhkan dukungan minimal 15 dari 27 negara anggota dengan representasi 65% populasi UE.

Orban menilai langkah tersebut akan menyebabkan kerusakan permanen terhadap Uni Eropa dan berjanji akan berupaya memulihkan “tatanan hukum yang sah”.

Baca Juga: Pemimpin Eropa di Persimpangan, Dukung Ukraina sambil Jaga Hubungan dengan AS

Sementara itu, Bank Sentral Rusia menyatakan rencana UE menggunakan asetnya adalah ilegal dan menyatakan akan menggunakan seluruh cara hukum untuk melindungi kepentingannya.

Bank sentral Rusia juga mengonfirmasi telah menggugat Euroclear, lembaga penyimpanan sekuritas berbasis di Brussels yang menyimpan sekitar 185 miliar euro dari total aset Rusia yang dibekukan di Eropa.

Euroclear telah menjadi sasaran gugatan Rusia di pengadilan Moskow sejak UE membekukan aset tersebut pada 2022.

Isu Aksesi Ukraina ke Uni Eropa

Di sisi lain, Financial Times melaporkan bahwa Ukraina berpotensi bergabung dengan Uni Eropa pada 1 Januari 2027, berdasarkan proposal yang tengah dibahas dalam pembicaraan yang dimediasi Amerika Serikat terkait upaya mengakhiri perang.

Namun, sejumlah diplomat Eropa menyebut target tersebut sangat sulit dicapai, bahkan dinilai “hampir mustahil” oleh beberapa pejabat UE, mengingat proses aksesi UE biasanya memakan waktu bertahun-tahun.

Selanjutnya: Pengembangan Desa Wisata Dorong Ekonomi Lokal dan Perluas Akses Pasar UMKM

Menarik Dibaca: 5 Drakor Bromance Legendaris Kisahkan Persahabatan Para Pria




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×