kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Unjuk rasa makin panas, investor mulai ramai-ramai tinggalkan Thailand


Senin, 19 Oktober 2020 / 17:11 WIB
Unjuk rasa makin panas, investor mulai ramai-ramai tinggalkan Thailand
ILUSTRASI. Unjuk rasa di Bangkok. REUTERS/Jorge Silva


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Investor ramai-ramai melepas saham-saham mereka di bursa Thailand pada hari ini. Analis memperingatkan kemungkinan aksi jual mata uang, karena meningkatnya kekhawatiran meningkatnya konfrontasi antara pihak berwenang dan pengunjuk rasa anti-pemerintah dapat menyeret pasar berkinerja terburuk di Asia ini ke level yang lebih rendah ini.

Indeks ekuitas acuan Thailand, SETI turun 2% ke level terendah dalam enam bulan dalam perdagangan pertama sejak polisi mengarahkan meriam air ke pengunjuk rasa di pusat kota Bangkok pada Jumat malam dalam bentrokan paling keras selama berbulan-bulan demonstrasi.

Aksi jual hari ini adalah yang paling tajam dalam empat bulan karena jumlah pengunjuk rasa yang besar pada protes harian sejak larangan pertemuan diumumkan pada pekan lalu malah menambah ketegangan di kedua belah pihak.

Baca Juga: Polisi Thailand perintahkan penyelidikan terhadap media karena meliput demonstran

"Perkembangan politik baru-baru ini mulai dari demonstrasi hingga deklarasi keadaan darurat untuk Bangkok mengganggu saraf investor," kata Kobsidthi Silpachai, kepala riset pasar modal Kasikornbank.

“Suasana seperti ini mendorong investor untuk mengurangi risiko karena kondisi yang semakin business not as usual,” lanjut dia.

Baht Thailand di sisi lain turun 0,1% pada hari ini di saat mata uang AS melemah terhadap sebagian besar mata uang lainnya. 

Prakash Sakpal, ekonom senior Asia di ING, mengatakan mata uang yang masih bisa bertahan sejauh ini juga bisa menyerah pada risiko politik yang meningkat. "Aksi jual pasar ekuitas hari ini tampaknya menjadi awal dari tren itu," katanya.

Baca Juga: Pendemo terus gelar aksi, PM Thailand gelar pertemuan luar biasa dengan parlemen

Para pengunjuk rasa sendiri meminta pencopotan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha yang merupakan mantan pemimpin junta, dan reformasi untuk mengurangi kekuasaan monarki. 

Thailand telah mengalami rekor arus keluar ekuitas senilai US$ 9,3 miliar sepanjang tahun ini karena pandemi COVID-19 menghancurkan ekonomi negara tersebut.

Selanjutnya: Laut China Selatan memanas, Jepang ekspor peralatan dan teknologi militer ke Vietnam


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×