CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.879   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Waspadai efek keputusan Swiss


Sabtu, 17 Januari 2015 / 09:33 WIB
Waspadai efek keputusan Swiss
ILUSTRASI. Petugas PT PGN. ANTARA FOTO/Aji Styawan/aww.


Reporter: Barly Haliem, Fitri Nur Arifenie | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Keputusan Swiss National Bank (SNB) mencabut batas bawah nilai tukar dan menurunkan bunga simpanan merontokkan nilai tukar euro. Keputusan ini bak mempertegas situasi ekonomi global yang sedang memasuki era deflasi dan menuju resesi.

Sebagai catatan, SNB mencabut batas bawah nilai tukar 1,20 franc per euro. SNB juga memangkas bunga simpanan menjadi -0,75% dari sebelumnya -0,25% untuk menahan dana masuk ke Swiss (Harian KONTAN, 16 Januari 2015).

Dampak keputusan SNB ini langsung menggedor pasar valuta dunia, serta bursa saham Swiss. Euro pun langsung ambrol. Kemarin, kurs euro kembali turun 1,3% menjadi US$ 1,1633 per dollar AS.

Banyak broker valuta yang sontak bangkrut karena merugi ratusan juta dollar AS. Swiss sendiri juga harus menelan pil pahit. Dua hari terakhir, indeks saham Swiss turun sekitar 15%. Franc menguat 30% terhadap euro, dan naik 0,35% terhadap dollar AS.

Penguatan franc ini tak disukai Swiss karena akan menurunkan ekspor serta memperlambat ekonominya. Maklum, franc yang amat kuat menyebabkan produk ekspor Swiss tak kompetitif di pasar dunia.

Sementara ekonomi Swiss banyak ditopang oleh devisa ekspor. Dari sekian rentetan, Polandia yang paling terpukul. Maklum, 14,6% pinjaman pemerintah dan 37% utang rumah tangga Polandia menggunakan swiss franc. "Keputusan Bank Sentral Swiss adalah berita sangat buruk bagi debitur," ujar Michal Bybula, ekonom BNP Paribas di Warsawa seperti dikutip Reuters.

Keputusan SNB memang tak berdampak langsung bagi Indonesia, tapi tetap harus waspada. Terutama keputusan yang akan diambil Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) untuk merespon beleid SNB. "Spiral effect-nya akan ada," ujar A. Prasetyantoko, Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara, kepada KONTAN, kemarin.

Menurut dia, ECB kemungkinan akan mengumumkan program stimulus dan memompa dana ke pasar, pada pekan depan. Banjir dana stimulus itu berpeluang mengalir masuk ke Indonesia.

Persoalannya, banjir hot money selalu berwajah ganda. Rupiah menguat jika dana asing masuk. Sebaliknya, saat keluar, rupiah bisa kedodoran. Jadi, bukan bermaksud menakut-nakuti, sebaiknya kita terus waspada. n 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×