Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - PARIS. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tiba di Paris pada Senin untuk menandatangani sejumlah kesepakatan penting dengan Prancis terkait penguatan kemampuan pertahanan udara, pesawat tempur, dan sistem rudal. Langkah ini dilakukan guna memperkuat kapasitas jangka panjang Ukraina menghadapi invasi Rusia.
Zelenskiy dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, di tengah meningkatnya serangan drone dan rudal Rusia dalam beberapa pekan terakhir serta klaim Moskow mengenai kemajuan di kawasan Zaporizhzhia.
Dalam unggahan di X pada Minggu, Zelenskiy menyebut bahwa kesepakatan bersejarah telah disiapkan:
“Akan ada penguatan signifikan untuk aviasi tempur, pertahanan udara, dan kapabilitas pertahanan lainnya. Sesuai jadwal kunjungan, ini akan berlangsung pada Senin,” tulisnya.
Baca Juga: Rudal Rusia Kembali Hantam Kharkiv, Ukraina, Tiga Warga Tewas dan 10 Terluka
Macron menyambut Zelenskiy dengan pelukan di Bandar Udara Militer Villacoublay dekat Paris.
Bagaimana Prancis Akan Memperkuat Pertahanan Udara Ukraina
Selama beberapa pekan terakhir, Prancis dan Ukraina telah membahas bagaimana Paris dapat memberikan dukungan lebih besar terhadap pertahanan udara Ukraina, meski pemerintah Prancis saat ini menghadapi tekanan politik dan anggaran.
Bulan lalu, Macron berjanji memberikan tambahan jet tempur Mirage setelah sebelumnya menjanjikan enam unit, serta satu batch baru rudal Aster 30 yang diproduksi MBDA untuk sistem pertahanan udara SAMP/T yang dioperasikan Ukraina.
Namun, menurut dua sumber yang mengetahui detail pembicaraan, kunjungan Zelenskiy kali ini akan menghasilkan paket bantuan yang lebih besar.
Kesepakatan Aviasi Strategis 10 Tahun: Rafale untuk Ukraina
Kunjungan tersebut diperkirakan mencakup kesepakatan strategis 10 tahun yang membuka jalan bagi penyediaan jet tempur multirole Rafale buatan Dassault kepada Ukraina.
Baca Juga: Eropa Menahan Aset Rusia, Isyarat Keraguan atas Peluang Kemenangan Ukraina?
Sebuah jet Rafale bahkan tampak dipajang di bandara Villacoublay, berdiri di depan bendera Ukraina dan Prancis.
Beberapa pesawat kemungkinan berasal dari stok Prancis, sementara sisanya akan menjadi bagian dari rencana jangka panjang Ukraina untuk memperluas armada menjadi 250 pesawat tempur, termasuk F-16 dari AS dan Gripen dari Swedia.
Namun, pengoperasian jet-jet canggih ini membutuhkan waktu karena pelatihan pilot yang sangat ketat.
Tambahan Sistem SAMP/T dan Pertahanan Anti-Drone
Kunjungan ini juga diperkirakan menghasilkan kesepakatan baru terkait:
-
Sistem pertahanan udara SAMP/T tambahan,
-
Pesanan jangka panjang untuk rudal generasi berikutnya,
-
Sistem anti-drone,
baik dari stok Prancis maupun pesanan baru. Namun, sumber-sumber tersebut menyebut belum jelas bagaimana pembiayaannya.
Prancis Siapkan Dukungan Industri Pertahanan untuk Ukraina
Dalam pengarahan pers sebelum kunjungan Zelenskiy, kantor Macron menyatakan bahwa tujuan Prancis adalah menempatkan keunggulan industri pertahanan Prancis untuk mendukung pertahanan Ukraina dan memampukannya memperoleh sistem yang dibutuhkan untuk merespons agresi Rusia.
Baca Juga: Intelijen Ukraina: Rusia Siap Produksi 120.000 Bom Luncur Tahun Ini
Zelenskiy akan mengikuti pengarahan dari sejumlah produsen, termasuk Dassault, pada Senin pagi sebelum menandatangani surat niat (letter of intent) dan kontrak baru.
Di sore hari, sebuah forum khusus drone akan mempertemukan perusahaan Ukraina dan Prancis untuk mengeksplorasi kolaborasi teknologi pertahanan tanpa awak.
Dukungan Prancis dan Inggris untuk Koalisi Pasca-Perdamaian
Prancis bersama Inggris terus mendorong pembentukan koalisi 30 negara yang siap mengirimkan pasukan dan aset ke Ukraina atau ke perbatasan baratnya setelah tercapai kesepakatan damai dengan Rusia.
Tujuan utama koalisi tersebut adalah memastikan Ukraina memiliki kapasitas militer dan dukungan ekonomi jangka panjang agar mampu mencegah serangan Rusia di masa depan.













