Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - VATIKAN. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu di dalam Basilika Santo Petrus, Vatikan, menjelang pemakaman Paus Fransiskus.
Pertemuan yang berlangsung selama 15 menit itu digambarkan Gedung Putih sebagai "sangat produktif". Seorang juru bicara Ukraina menyatakan bahwa kedua pemimpin dijadwalkan bertemu kembali pada Sabtu malam.
Trump dan Zelensky terlihat terlibat dalam diskusi mendalam beberapa menit sebelum upacara pemakaman dimulai.
Pertemuan ini terjadi sehari setelah Trump menyatakan bahwa Rusia dan Ukraina "sangat dekat dengan kesepakatan", menyusul pembicaraan antara utusan Trump, Steve Witkoff, dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada hari Jumat.
Baca Juga: Ribuan Umat Katolik Berduka: Paus Fransiskus Disemayamkan di Basilika Santo Petrus
Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, mengunggah foto pertemuan tersebut dan menyebutnya sebagai "konstruktif".
Pertemuan ini merupakan yang pertama antara Trump dan Zelensky sejak pertemuan kontroversial di Ruang Oval, Gedung Putih, pada akhir Februari lalu.
Saat itu, Trump menyatakan bahwa Zelensky "tidak memiliki kartu" untuk memenangkan negosiasi. Trump mengulangi pernyataan tersebut pada pekan ini.
Dalam foto-foto yang dirilis, Trump terlihat mengenakan setelan jas biru, sementara Zelensky mengenakan pakaian serba hitam. Keduanya tampak duduk berhadapan dan terlibat percakapan serius.
Foto lain menunjukkan mereka berdiri bersama Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dengan tangan Macron di bahu Zelensky.
Situasi tersebut menunjukkan bahwa Starmer dan Macron turut berperan dalam mempertemukan kedua pemimpin di tengah suasana duka pemakaman Paus Fransiskus.
Baca Juga: Ribuan Pelayat Antre di Basilika Santo Petrus untuk Menghormati Paus Fransiskus
Direktur Komunikasi Gedung Putih, Steven Cheung, menyatakan bahwa rincian lebih lanjut mengenai pertemuan pribadi antara Trump dan Zelensky di Kota Vatikan akan diumumkan kemudian.
Usai pertemuan, Trump dan Zelensky menuruni tangga basilika dan duduk di barisan yang sama. Selama kebaktian, keduanya duduk agak berjauhan, dipisahkan oleh Macron dan kepala negara lainnya.
Dalam homilinya, Kardinal Giovanni Battista Re menyinggung seruan Paus Fransiskus untuk membangun perdamaian. "Bangunlah jembatan, bukan tembok," kata Kardinal Re, mengutip pesan yang sering disampaikan Paus Fransiskus.
Sementara itu, utusan Trump, Steve Witkoff, meninggalkan Moskow pada hari Jumat setelah kunjungan keempatnya ke Rusia tahun ini.
Ia melakukan pembicaraan selama tiga jam dengan ajudan Presiden Putin, Yuri Ushakov, yang menyebut pertemuan tersebut "sangat berguna" dan mempererat posisi Rusia dan Amerika Serikat, tidak hanya terkait Ukraina, tetapi juga isu-isu internasional lainnya. Ushakov menyebut adanya kemungkinan memulai kembali pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Jelang Pemakaman Paus Fransiskus, Lebih dari 100.000 Orang Beri Penghormatan Terakhir
Pertemuan pada Sabtu ini merupakan pertama kalinya Trump dan Zelensky bertatap muka sejak konfrontasi di Ruang Oval pada Februari lalu, ketika Trump menuduh Zelensky "berjudi dengan Perang Dunia Ketiga" dengan menolak rencana gencatan senjata yang didukung Washington.
Kyiv diketahui menghadapi tekanan besar dari Trump untuk menerima konsesi teritorial sebagai bagian dari penyelesaian konflik dengan Moskow. Konsesi tersebut dilaporkan mencakup penyerahan wilayah, termasuk Semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014.
Namun, Zelensky secara konsisten menolak gagasan tersebut. Dalam wawancara dengan BBC pada hari Jumat, ia menyatakan bahwa "gencatan senjata penuh dan tanpa syarat membuka kemungkinan untuk membahas segala hal."