kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.057   73,30   1,05%
  • KOMPAS100 1.054   14,06   1,35%
  • LQ45 829   12,02   1,47%
  • ISSI 214   1,30   0,61%
  • IDX30 423   6,54   1,57%
  • IDXHIDIV20 509   7,28   1,45%
  • IDX80 120   1,60   1,35%
  • IDXV30 125   0,51   0,41%
  • IDXQ30 141   1,89   1,36%

Ahli Militer: Hamas Kemungkinan Besar Gunakan RPG dan Senapan Serbu Korea Utara


Senin, 23 Oktober 2023 / 08:41 WIB
Ahli Militer: Hamas Kemungkinan Besar Gunakan RPG dan Senapan Serbu Korea Utara
ILUSTRASI. Militan Hamas Palestina mengambil bagian dalam unjuk rasa anti-Israel di Kota Gaza 22 Mei 2021. REUTERS/Mohammed Salem


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Menurut para ahli senjata, militan Hamas kemungkinan besar menggunakan beberapa senjata dari Korea Utara dalam serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel.

The Associated Press melaporkan, pasukan Israel menyita sejumlah granat berpeluncur roket (RPG) F-7 Korea Utara dari kelompok militan Palestina selama konflik.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan juga mengatakan kepada wartawan bahwa mereka yakin Hamas menggunakan F-7 dalam serangan itu. 

Sementara The Washington Post memperoleh buku manual lapangan Hamas, tertanggal tahun lalu, yang ditemukan di tubuh seorang pejuang dan itu termasuk instruksi tentang cara mengoperasikan F-7 RPG.

“Korea Utara telah lama mendukung kelompok militan Palestina, dan senjata Korea Utara sebelumnya tercatat berada di antara pasokan yang dilarang,” kata N.R. Jenzen-Jones, seorang spesialis intelijen senjata dan amunisi dan direktur konsultan Layanan Penelitian Persenjataan, mengatakan kepada AP.

Baca Juga: Kim Jong Un Bagi-Bagi Mobil dan Jam Tangan Mewah Agar Para Pejabat Setia

Dia menamnbahkan, “Banyak senjata Korea Utara yang diberikan oleh Iran kepada kelompok militan, dan ini diyakini sebagai cara utama militan Palestina mendapatkan senjata Korea Utara.” 

F-7 RPG adalah senjata yang ditembakkan dari bahu yang dibedakan dengan garis merah terang di hulu ledak tunggalnya. Biasanya digunakan untuk melawan personel dan kendaraan lapis baja.

Jenzen-Jones menambahkan bahwa gambar yang dilihatnya mengenai serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menyebabkan kematian 1.400 orang di Israel dan penyanderaan sekitar 200 orang, menunjukkan bahwa para pejuang kelompok tersebut juga menggunakan senapan Tipe 58 Korea Utara.

Type 58 adalah senapan otomatis yang "meniru" senapan serbu Kalashnikov Rusia yang terkenal, menurut Royal Armouries.

Pyongyang telah lama membantah memasok senjata kepada Hamas, dan mengatakan melalui Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pekan lalu bahwa klaim tersebut adalah "rumor tidak berdasar dan salah" yang disebarkan oleh Amerika Serikat.

Korea Utara juga dituduh oleh Barat memasok senjata ke Rusia dalam invasinya ke Ukraina.

Baca Juga: Bagaimana Perang Israel-Gaza Dapat Berdampak pada Pasar Global

Sementara itu, mengutip Air & Space Forces Magazine yang melansir Dewan Keamanan PBB, Pyongyang memiliki sejarah menjual rudal dan berbagi teknologi nuklir dengan negara-negara seperti Mesir, Iran, Libya, Suriah, dan Uni Emirat Arab.

Pada tahun 2009, Israel melaporkan sebuah pesawat kargo Korea Utara yang disita di Thailand sedang dalam perjalanan ke Hamas dan Hizbullah, membawa lebih dari 35 ton persenjataan, termasuk roket dan RPG.

"Menghentikan rezim mengambil keuntungan melalui penjualan senjata adalah hal yang sangat sulit,” kata Bruce Bennett, peneliti internasional/pertahanan di RAND Corporation.

Dia menambahkan, “Korea Utara dapat mengirim senjata dengan kapal atau pesawat menuju Iran. Dan kemudian Iran dapat mengirim mereka ke Mesir dan kemudian ke Gaza.” 

Bennett juga mengatakan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegat beberapa kapal tersebut.

"Namun selama masih ada kapal pihak ketiga atau pesawat pihak ketiga, sulit untuk menghentikan aliran semacam itu,” imbuhnya.

Baca Juga: Utusan AS: Dugaan Pengiriman Senjata Korea Utara dan Rusia Sangat Berbahaya

Bennett menyarankan pendekatan yang lebih praktis bagi AS adalah dengan membujuk mitra-mitranya dalam Inisiatif Keamanan Proliferasi, yang diluncurkan pada tahun 2003 untuk mencegah perdagangan senjata pemusnah massal dan material.

“Salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan Washington adalah melalui Inisiatif Keamanan Proliferasi,” kata Bennett. 

“Mereka tidak akan menghentikan pergerakan pesawat tetapi mereka akan menghentikan pergerakan kapal jika mereka merasa memiliki barang selundupan.”

Melalui PSI, AS membujuk Panama untuk mencegat kapal Korea Utara pada tahun 2014, yang membawa senjata tersembunyi dari Kuba kembali ke Pyongyang dengan membawa satu juta pon gula.

Bennett menambahkan bahwa di antara negara-negara bersenjata nuklir termasuk Rusia dan Tiongkok, Korea Utara adalah kandidat yang paling mungkin menjual senjata nuklir kepada kelompok militan Timur Tengah, meskipun pemimpinnya Kim Jong Un akan sangat berhati-hati dalam melakukan hal tersebut.

“Saya pikir tujuan Kim adalah memiliki 300 hingga 500 senjata nuklir. Dia mengatakan tahun lalu bahwa hanya untuk satu sistem rudalnya, dia berencana membuat 100 rudal Angkatan Laut yang semuanya memiliki hulu ledak nuklir,” kata Bennett. 

“Jadi tebakan saya adalah ketika dia mencapai kisaran 200 hingga 300, dia memiliki apa yang disebut Bayangan Nuklir, yaitu dia mengambil tindakan seperti mengirimkan senjata nuklir ke Hamas,” tambahnya lagi.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×