Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Untuk menyeimbangkan hal ini, penunjukan seorang komandan bintang empat dari AS diharapkan akan menjadi langkah yang tepat. Hal ini diyakini dapat membuka jalan bagi persatuan perintah antara Jepang dan AS di masa depan.
Meskipun demikian, beberapa pejabat AS lebih memilih agar komandan baru dari AS di Jepang hanya bertanggung jawab atas latihan gabungan, pelatihan, dan pertukaran informasi dengan markas SDF yang baru. Ini menunjukkan adanya beragam pandangan di dalam pemerintahan AS terkait perubahan tersebut.
Saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Gedung Putih, Dewan Keamanan Nasional AS, atau Departemen Luar Negeri AS terkait rencana tersebut. Namun, diharapkan bahwa Biden dan Kishida akan mengumumkan rencana mereka secara resmi saat pertemuan mereka bulan depan di Washington.
Baca Juga: Pakar: Korea Utara Tengah Mempersiapkan Perang dengan Serius
Jepang memiliki peran yang sangat penting bagi kekuatan militer AS di kawasan Asia. Dengan menjadi tuan rumah bagi 54.000 tentara AS, ratusan pesawat, dan satu-satunya kelompok penyerang kapal induk yang dikerahkan di garis depan Washington, Jepang memungkinkan AS untuk memproyeksikan kekuatan militernya di seluruh kawasan dan menahan pengaruh China.
Pertemuan antara Biden dan Kishida akan melibatkan acara formal, termasuk makan malam kenegaraan dan pertemuan kebijakan. Kerja sama yang lebih erat antara AS dan Jepang terjadi di tengah perubahan paradigma Jepang yang semakin menjauh dari paham pasifisme pascaperang yang telah mendominasi perencanaan pertahanannya selama beberapa dekade terakhir.
Pada akhir tahun 2022, Jepang berjanji untuk meningkatkan belanja pertahanannya menjadi 2% dari produk domestik bruto.
Baca Juga: Kecam Semua Kritik, Korea Utara Janji Akan Luncurkan Lebih Banyak Satelit Mata-Mata
Hal ini mencakup alokasi dana untuk pengadaan rudal jelajah yang dapat menyerang kapal atau sasaran darat dalam jarak 1.000 km, sebagai respons terhadap dinamika keamanan yang semakin kompleks di kawasan tersebut.