Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Kelompok Houthi menyatakan, menggunakan rudal balistik dan pesawat tak berawak dalam serangan ke Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, Selasa (23/6), yang menargetkan Kementerian Pertahanan dan pangkalan militer.
Melansir Reuters, juru bicara Kelompok Houthi, gerakan militer yang mendapat dukungan dari Iran, mengungkapkan serangan ke Arab Saudi itu dalam pidato televisi, Selasa (23/6)
Tapi, koalisi di bawah pimpinan Arab Saudi yang bergerak di Yaman sebelumnya mengatakan, mereka telah mencegat rudal balistik yang ditembakkan ke arah Riyadh pada Selasa (23/6).
Baca Juga: Arab Saudi laporkan alami serangan drone dan rudal, misi AS rilis peringatan
Tidak ada konfirmasi segera dari koalisi atau Pemerintah Arab Saudi atas pernyataan Kelompok Houthi yang menjadikan Kementerian Pertahanan dan Pangkalan Angkatan Udara Raja Salman sebagai sasaran serangan.
The Jerusalem Post melaporkan, ledakan keras terdengar di sekitar Ibu Kota Arab Saudi pada Selasa (23/6) pagi. Ledakan itu diduga sebagai serangan pesawat tak berawak dan rudal pada dini hari.
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Arab Saudi mengonfirmasi laporan media tentang serangan "kemungkinan rudal atau drone" yang menghantam sebuah bangunan di Riyadh.
Baca Juga: Israel: Iran menjadi negara paling berbahaya di Timur Tengah
Prihatin dengan serangan yang semakin banyak datang, AS mendesak masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan. Pernyataan misi AS pada 23 Juni mengatakan, jika warga mendengar ledakan, mereka harus segera berlindung.
Drone canggih model Iran
Bila tinggal di bangunan, mereka mesti pergi ke bagian paling bawah dari jendela atau dekat dinding bagian dalam. "Jika Anda berada di luar ruangan, segera cari perlindungan," tulis pernyataan tersebut seperti dikutip The Jerusalem Post.
Pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, Kedutaan Besar AS keluarkan selama serangan muncul.
Pemberontak Houthi memiliki drone canggih yang dibangun dengan meniru model Iran. Ini termasuk drone Qasef yang bisa berkeliaran dengan membawa amunisi atau rudal jelajah, terbang bersama hulu ledak ke sasaran.
Baca Juga: Rudal bisa terbang 280 km, Menhan Iran: Musuh-mush Iran ketakutan
Houthi telah membombardir Arab Saudi dengan drone ini selama bertahun-tahun. Namun, serangan jarak jauh seperti ini juga bisa jadi rudal.
Giroskop yang menghubungkan drone Houthi denganpesawat nirawak Iran yang digunakan di Sudan, Afghanistan, dan tempat lain menunjukkan, Iran telah memberikan Houthi teknik dan pengalaman konstruksi pesawat tanpa awak.
Iran telah membangun pesawat tanpa awak, seperti Mohajer dan Ababil, sejak 1980-an. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran menjadi lebih canggih setelah mengembangkan drone baru menyaingi AS dan pesawat nirawak lainnya.
Baca Juga: Tolak resolusi nuklir, Iran: Mereka yang buat keputusan akan pikul konsekuensinya!
Iran mengklaim drone-nya dapat terbang ratusan mil selama berjam-jam dengan hulu ledak. Pada Februari 2018, sebuah pesawat tak berawak Iran yang diterbangkan dari Suriah menembus wilayah udara Israel..