Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun, Farrell masih melihat peluang pemulihan pada Januari, seiring potensi masuknya dana dari investor jangka panjang. Secara historis, jika Desember ditutup negatif, Januari justru sering berakhir positif.
Perusahaan riset kripto 10X Research juga menilai peluang rebound jangka pendek mulai terbuka, karena koreksi harga sudah cukup dalam dan indikator teknikal telah “reset”.
Meski begitu, sejumlah bank besar di Wall Street justru menurunkan proyeksi harga bitcoin. Standard Chartered memangkas target harga akhir tahun bitcoin dari US$ 200.000 menjadi US$ 100.000, dan target 2026 dari US$ 300.000 menjadi US$ 150.000.
Tonton: Menko Airlangga Instruksikan WFA di Mall: Demi Dongkrak Penjualan Rp110 Triliun
Kesimpulan
Lonjakan harga emas dan perak menunjukkan kembalinya daya tarik aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global. Sementara logam mulia mencetak rekor demi rekor, bitcoin justru kehilangan momentum dan tertinggal dari kelas aset lain. Meski peluang rebound jangka pendek masih terbuka, tekanan dari aksi jual, koreksi tajam, dan revisi turun target harga menegaskan bahwa dominasi kripto, khususnya bitcoin, tidak lagi tak tergoyahkan. Bagi investor, 2025 menjadi titik refleksi serius: bertahan di kripto atau beralih ke aset “klasik” yang terbukti lebih stabil.













