Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan sejak akhir Mei, sebanyak 397 warga tewas dan lebih dari 3.000 luka-luka saat berusaha mendapatkan bantuan pangan.
Baca Juga: Serangan Israel di Gaza Tewaskan 35 Warga Palestina, Sebagian Besar di Lokasi Bantuan
Insiden ini menambah deretan tragedi harian yang menimpa warga Palestina dalam tiga pekan terakhir, sejak Israel mulai melonggarkan blokade total yang diberlakukan selama hampir tiga bulan.
Sebagian besar bantuan saat ini disalurkan melalui kelompok baru yang didukung AS dan Israel, yaitu Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang mengoperasikan beberapa titik distribusi di area yang dijaga oleh pasukan Israel.
Namun, PBB menolak sistem ini karena dianggap tidak memadai, berbahaya, dan melanggar prinsip netralitas kemanusiaan. Israel beralasan langkah ini penting untuk mencegah Hamas menyalahgunakan bantuan, sesuatu yang dibantah oleh Hamas.
Pihak berwenang di Gaza mengatakan ratusan warga Palestina tewas saat berupaya mencapai titik distribusi bantuan GHF.
Namun, dalam pernyataan pada Senin malam, GHF mengklaim telah membagikan lebih dari tiga juta paket makanan di empat lokasi distribusi tanpa insiden.
Baca Juga: Profil Greta Thunberg, Aktivis Muda yang Ikut Ditahan Israel saat Bawa Bantuan Gaza
Perang di Gaza dipicu pada Oktober 2023, setelah serangan Hamas ke Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya, menurut data otoritas Israel.
Serangan balasan Israel sejak saat itu telah menewaskan hampir 55.000 warga Palestina dan menyebabkan hampir seluruh dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi serta menghadapi krisis kelaparan.
Sejak pekan lalu, warga Gaza juga mencermati perkembangan konflik udara baru antara Israel dan Iran yang selama ini dikenal sebagai pendukung utama Hamas.
Di media sosial, beredar gambar kehancuran bangunan di Israel akibat rudal Iran. Sebagian warga Gaza menyatakan merasa puas karena warga Israel merasakan ketakutan yang selama 20 bulan terakhir mereka alami akibat serangan udara.