Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China berduka. Wabah virus corona terus memakan korban. Bahkan, saat ini jumlah korban tewas sudah menembus 400 jiwa.
Melansir Reuters, jumlah korban meninggal dunia di China naik menjadi 425 orang pada Senin malam. Berdasarkan data Komisi Kesehatan Nasional, angka itu naik 64 jiwa dari hari sebelumnya. Semua kematian baru terjadi di provinsi Hubei tengah, pusat penyebaran virus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus seperti flu sebagai darurat global, meskipun para ahli mengatakan banyak yang masih belum diketahui tentang patogen yang mematikan ini.
“Kami berharap akan melihat lebih banyak kasus penyebaran dari orang ke orang,” kata Dr. Nancy Messonnier, direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernafasan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) seperti yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 19.726 , mati 425, sembuh 624 (4/2 - 06:55 WIB)
Adapun jumlah total yang terinfeksi di China naik 3.235 orang sehingga mencapai 20.438 orang pada hari Selasa (4/2), Setidaknya ada 151 kasus di 23 negara dan wilayah lain, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Hong Kong, dan Inggris.
CDC mengonfirmasi beberapa kasus baru di Amerika Serikat, sehingga menjadikan total kasus di AS sebanyak 11 orang, termasuk seorang pasien di California yang terinfeksi melalui kontak dekat dengan seseorang di rumah yang sama yang telah terinfeksi di Tiongkok.
Hal ini menandai contoh kedua penyebaran orang ke orang di Amerika Serikat setelah kasus seperti itu diumumkan minggu lalu di Illinois.
Baca Juga: Kabar baik! China mulai uji klinis obat antivirus untuk mengobati virus corona
Kemarin, China menuduh Amerika Serikat menyebarkan kepanikan karena wabah virus corona. Kondisi itu menyebabkan pasar saham China anjlok sekitar 8% pada hari Senin, yang nota bene merupakan hari pertama dibukanya kembali market setelah liburan Tahun Baru Imlek yang diperpanjang.
Tuduhan Beijing dilatarbelakangi langkah pemerintah Trump yang pada hari Jumat mengatakan AS melarang hampir semua pengunjung asing yang telah ke China dalam 14 hari terakhir untuk mengatasi ancaman virus.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri China pada hari Selasa mengatakan Amerika Serikat harus mengadopsi sikap objektif, adil, tenang dan rasional dan menahan diri dari reaksi berlebihan.
Baca Juga: Ini lima industri yang diramal bakal anjlok akibat virus corona
"China telah mencatat bahwa Amerika Serikat telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk memberikan bantuan kepada China, dan berharap bantuan yang relevan akan segera diberikan," kata juru bicara Hua Chunying dalam sebuah pernyataan di situs web kementerian.
Dengan Wuhan dan beberapa kota lain yang masih tertutup, perjalanan sangat terbatas dan China menghadapi isolasi internasional yang meningkat. Alhasil, kekhawatiran gangguan ekonomi yang lebih luas pun bermunculan. Teranyar, sumber di kartel minyak OPEC mengatakan para produsen mempertimbangkan untuk memangkas produksi hampir sepertiga demi menyokong harga minyak.
Baca Juga: Pemerintah perketat pengawasan kapal dan muatan yang berasal dari China
Selain itu, maskapai di seluruh dunia telah menghentikan penerbangan ke sejumlah wilayah China. Penangguhan oleh Uni Emirat Arab pada hari Senin akan mempengaruhi maskapai penerbangan Teluk Etihad dan Emirates.
Wabah ini mengingatkan pada Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), virus dari keluarga yang sama yang muncul di China pada tahun 2002 dan menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia dan 8.000 atau lebih yang terinfeksi.
Data China menunjukkan bahwa virus baru, walaupun jauh lebih menular daripada SARS, secara signifikan kurang mematikan, meskipun jumlah tersebut dapat berkembang dengan cepat.
Beberapa ekonom memperkirakan produksi ekonomi dunia akan dipotong 0,2% hingga 0,3% seiring dikuncinya China.
Baca Juga: Menaker akan kirim bantuan masker untuk puluhan ribu TKI di Taiwan dan Hongkong
Reuters memberitakan, sejumlah negara terus mengevakuasi warganya dari Wuhan. Sejumlah pesawat Australia meninggalkan kota itu pada hari Senin dan tiba di wilayah Samudra Hindia di Pulau Christmas, tempat mereka akan dikarantina, lapor media pada hari Selasa.
Amerika Serikat, yang menerbangkan warganya pada pekan lalu, merencanakan beberapa penerbangan evakuasi lagi. Sementara Rusia akan mulai mengevakuasi warganya dari Wuhan pada hari Senin.
Baca Juga: Pemerintah akan bahas dampak virus corona terhadap pertumbuhan ekonomi
Gedung Putih mengatakan, China telah menerima tawarannya untuk menerima pakar AS sebagai bagian dari misi WHO untuk mempelajari dan membantu memerangi virus, yang muncul dari pasar di ibu kota provinsi Hubei di Wuhan akhir tahun lalu.