Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett dikenal sebagai investor legendaris yang selama hampir enam dekade berhasil mencetak imbal hasil melampaui pasar melalui Berkshire Hathaway, dengan portofolio senilai lebih dari US$ 257 miliar.
Dua saham andalan yang sudah ia pegang selama puluhan tahun adalah Coca-Cola Co dan American Express Co.
Dalam surat tahunan pemegang saham 2023, Buffett menegaskan tidak membeli maupun menjual saham kedua perusahaan tersebut selama lebih dari dua dekade. Meski tanpa aksi, Coca-Cola dan American Express tetap memberikan imbal hasil berupa kenaikan laba dan dividen.
Baca Juga: Logo Coca-Cola Ternyata Menyimpan Pesan Bahagia yang Jarang Diketahui
Coca-Cola merupakan produsen minuman non-alkohol terbesar di dunia dengan kekuatan merek global dan jaringan distribusi yang luas. Meski pertumbuhan pendapatan kuartal terakhir hanya 1%, kinerja keuangan perusahaan terbukti konsisten dalam jangka panjang.
Selain minuman ikonik Coca-Cola, perusahaan juga menguasai pasar lewat berbagai produk populer seperti Minute Maid dan Fuze Tea. Coca-Cola juga terus berinovasi mengikuti selera lokal di berbagai negara.
Yang paling menarik, Coca-Cola berstatus Dividend King karena berhasil menaikkan dividen lebih dari 50 tahun berturut-turut.
Saat ini, dividen yang dibagikan mencapai US$ 2,04 per saham dengan yield 3%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata yield indeks S&P 500 yang hanya 1,2%.
Baca Juga: Satu Saham Warren Buffett yang Sukses Ubah US$ 1.000 Menjadi US$ 225.000
Sebagai raksasa kartu kredit, American Express kerap dianggap rentan terhadap gejolak ekonomi. Namun faktanya, basis pengguna utama perusahaan berasal dari kalangan berpenghasilan tinggi yang tetap aktif berbelanja meski kondisi ekonomi melambat.
Keunggulan American Express terletak pada layanan premium dan beragam fasilitas, mulai dari proteksi terhadap transaksi mencurigakan hingga diskon restoran dan upgrade hotel. Strategi ini membuat loyalitas nasabah tetap terjaga.
Pada kuartal terakhir, pendapatan perusahaan mencapai rekor hampir US$ 18 miliar. Pertumbuhan juga semakin didorong generasi muda, di mana 63% akun baru berasal dari kalangan milenial dan Gen Z. American Express juga rutin membagikan dividen, yakni US$3,16 per saham dengan yield 0,9%.
Kedua saham ini saat ini diperdagangkan dengan valuasi hampir sama. Coca-Cola menarik bagi investor yang mengutamakan stabilitas dan dividen jangka panjang. Sementara itu, American Express lebih sesuai untuk investor yang mencari pertumbuhan harga saham dan kinerja keuangan yang lebih agresif.
Baca Juga: Coca Cola Tunjuk Investment Bank Untuk Jual Unit Bisnis Kopi
Bagi investor dengan profil konservatif, Coca-Cola bisa menjadi pilihan utama. Namun, bagi yang berorientasi pada pertumbuhan, American Express menawarkan potensi lebih besar.