Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terkait isu keamanan kawasan, Morgulov mengatakan Rusia telah berulang kali mendesak Jepang untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai langkah remiliterisasi, serta kembali pada prinsip-prinsip pasifisme dalam konstitusinya.
Pernyataan itu muncul di tengah ketegangan diplomatik antara China dan Jepang, setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyatakan bahwa serangan terhadap Taiwan dapat menjadi ancaman eksistensial bagi Jepang, yang berpotensi membuka jalan bagi intervensi militer Tokyo.
China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak pernah menanggalkan opsi penggunaan kekuatan untuk menyatukan pulau tersebut dengan daratan utama. Jepang, seperti kebanyakan negara lain, tidak mengakui Taiwan sebagai negara merdeka, namun menentang upaya penyatuan dengan kekerasan.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyatakan bahwa Beijing dan Moskow telah mencapai tingkat konsensus strategis yang tinggi terkait isu Jepang, dalam pertemuannya dengan pejabat keamanan tertinggi Rusia, Sergei Shoigu, di Moskow.
Wang juga mencatat bahwa tahun depan akan menandai 30 tahun kemitraan strategis China–Rusia, sekaligus 25 tahun penandatanganan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama Bertetangga Baik.
Ia menyerukan agar kedua negara terus memperkuat kepercayaan strategis, memperdalam kerja sama, serta bersama-sama merespons tantangan global demi menjaga keadilan dan stabilitas dunia.
Tonton: Bea Keluar Emas Berlaku Mulai Tahun Depan, Begini Efeknya Terhadap Dominasi Antam
Kesimpulan
China dan Rusia menegaskan bahwa kemitraan strategis kedua negara justru semakin menguat di tengah tekanan dan sanksi Barat. Dengan meningka
tnya kepercayaan, penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan, serta koordinasi politik dan keamanan yang kian erat, Beijing dan Moskow memposisikan diri sebagai mitra jangka panjang dalam menghadapi tantangan global. Hubungan ini juga mencerminkan pergeseran geopolitik, di mana kedua negara berupaya mengurangi ketergantungan pada sistem Barat dan membangun poros kerja sama alternatif.













