Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa dua rumah sakit di Gaza City resmi tidak dapat beroperasi lagi akibat eskalasi serangan darat Israel serta kerusakan parah dari pemboman berkelanjutan.
Fasilitas yang terdampak adalah Rumah Sakit Anak Al-Rantissi, yang mengalami kerusakan besar setelah terkena bombardir beberapa hari lalu, serta Rumah Sakit Mata, yang terpaksa menghentikan layanan setelah kawasan sekitarnya ikut diserang.
Dalam pernyataannya, kementerian menuding Israel “secara sengaja dan sistematis menargetkan sistem layanan kesehatan di Gaza sebagai bagian dari kebijakan genosida terhadap Jalur Gaza.” Pihaknya juga menambahkan bahwa akses menuju rumah sakit tidak lagi aman bagi pasien maupun korban luka.
Tank Israel Maju ke Jantung Kota
Penduduk setempat melaporkan pada Senin bahwa tank-tank Israel semakin dalam memasuki wilayah Sheikh Radwan dan Jala Street di bagian utara Gaza City, termasuk area di sekitar kedua rumah sakit. Di kawasan Tel Al-Hawa di tenggara, pasukan Israel juga bergerak ke arah barat kota.
Baca Juga: Sejumlah Negara Siap Akui Negara Palestina, Israel dan AS Boikot KTT
Selain itu, warga menyebut pasukan Israel menggunakan kendaraan bermuatan bahan peledak yang diledakkan dari jarak jauh untuk menghancurkan puluhan rumah di dua wilayah tersebut.
Netanyahu Tegaskan Misi Eliminasi Hamas
Dalam pertemuan di markas militer Tel Aviv bersama Menteri Pertahanan Israel Israel Katz dan Kepala Staf Eyal Zamir, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan tekadnya untuk menghancurkan Hamas, membebaskan sandera yang tersisa, serta memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.
Namun, langkah ofensif ini justru meningkatkan kekhawatiran keluarga para sandera Israel yang masih ditahan Hamas. Dari total 48 orang yang belum kembali, sekitar 20 orang diyakini masih hidup.
Korban Jiwa Bertambah
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 25 warga tewas akibat serangan Israel pada Senin, sebagian besar di Gaza City.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menyandera 251 orang, konflik telah berlangsung hampir dua tahun.
Baca Juga: Berbondong-bondong Sekutu Israel Mulai Akui Negara Palestina di Tengah Krisis Gaza
Israel kemudian melancarkan operasi militer besar-besaran yang hingga kini, menurut otoritas Gaza, telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina, sebagian besar adalah warga sipil.
Selain itu, kampanye militer tersebut menyebabkan kelaparan meluas, kehancuran infrastruktur, dan pengungsian massal, dengan sebagian besar penduduk Gaza harus berpindah tempat berkali-kali.
Dengan semakin banyaknya rumah sakit lumpuh dan akses kesehatan terputus, situasi kemanusiaan di Gaza semakin genting.
Organisasi internasional sebelumnya telah memperingatkan bahwa keruntuhan sistem kesehatan akan memperburuk risiko kematian akibat luka, penyakit, maupun kelaparan di wilayah yang sudah porak-poranda.