Sumber: Bloomberg |
SYDNEY. Perekonomian Australia bakalan bisa bersaing dengan perekonomian internasional lantaran sistem finansialnya berada dalam kondisi yang baik, kebijakan moneter berjalan dan memiliki banyak momentum untuk merespons krisis finansial global. Hal ini dibeberkan oleh Assistant Governor Reserve Bank of Australia, Malcolm Edey.
"Ada begitu banyak alasan untuk memprediksikan bahwa perekonomian Australia bisa menggelinding lebih baik daripada negara lain dalam periode yang menyulitkan yang akan datang," katanya.
Menurutnya, untuk melindungi Australia dari kemerosotan permintaan global, terlebih ekspor dan penurunan kepercayaan bisnis maupun konsumen, RBA telah mengikis suku bunga acuan sebesar 4% sejak September lalu menjadi 3,24%. Ini merupakan penciutan yang cukup agresif dalam 45 tahun terakhir ini.
Tak cuma itu saja, pemerintah juga bakal menganggarkan A$ 42 miliar atau setara dengan US$ 27 miliar dalam bentuk dana segar untuk menggerojoki keluarga dan membangun infrastruktur.
"Sama halnya di negara-negara lain, kebijakan fiskal dan moneter telah diambil untuk mendukung pertumbuhan," kata Edey. Namun, tambahnya, perbedaan yang paling penting adalah sistem finansial Australia masih lebih bagus ketimbang negara lain.
Artinya, para pemangku kebijakan masih punya kesempatan untuk mendapatkan "tenaga yang berlebih" untuk memangkas suku bunga patokannya, terutama untuk pinjaman perumahan. Asal tahu saja, penurunan suku bunga acuan telah menyelamatkan para pengutang sebesar A$ 250.000 untuk pinjaman perumahan dengan rata-rata cicilan A$ 680 per bulan.
Gross domestic product (GDP) Negeri Kanguru ini kemungkinan akan tumbuh sebesar 0,5% hingga Desember nanti. Hitungan ini juga datang dari prediksi bank sentral, awal bulan ini. Angka ini terbilang bagus. Pasalnya, partner perdagangan Australia seperti Jepang dan AS, justru masih meramalkan negaranya masih bakal berada di kubangan resesi.