Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dana Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan AS sebesar 0,9 poin menjadi 1,8% pada 2025. Prediksi tersebut turun drastis dari 2,8% pada 2024 dan turun sebesar 0,4 poin menjadi 1,7% pada 2026. Semua ini akibat ketidakpastian kebijakan dan ketegangan dagang.
Meski tidak memperkirakan resesi, IMF menyatakan kemungkinan resesi AS meningkat dari 25% menjadi 37%. Proyeksi inflasi utama AS pada 2025 kini menjadi 3%, naik 1 poin dari proyeksi Januari, dipicu oleh tarif dan kekuatan sektor jasa.
Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dikutip Reuters. menekankan pentingnya independensi bank sentral untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali, terutama mengingat trauma inflasi tinggi saat pandemi COVID-19.
Baca Juga: Pendanaan Seret, Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang Dipangkas IMF
Saham AS sempat anjlok pada Senin setelah Presiden Trump melancarkan kritik terhadap Ketua The Fed Jerome Powell, menimbulkan kekhawatiran atas independensi bank sentral. Namun saham kembali menguat pada pembukaan perdagangan hari Selasa.
Kanada dan Meksiko, yang juga menjadi target tarif AS, turut mengalami pemangkasan proyeksi pertumbuhan. Ekonomi Kanada diprediksi tumbuh 1,4% pada 2025 dan 1,6% pada 2026 (turun dari 2%), sementara Meksiko diperkirakan mengalami kontraksi 0,3% pada 2025 sebelum pulih menjadi 1,4% pada 2026.
Lawan dagang AS yang lain yakni Eropa juga diperkirakan mengalami perlambatan ekonomi. Pertumbuhan Zona Euro diproyeksikan melambat menjadi 0,8% pada 2025 dan 1,2% pada 2026, keduanya turun 0,2 poin dari proyeksi Januari. Spanyol menjadi pengecualian, dengan proyeksi pertumbuhan naik menjadi 2,5%.
Jerman justru mengalami penurunan proyeksi menjadi 0,0% pada 2025 dan 0,9% pada 2026. Inggris diprediksi tumbuh 1,1% pada 2025 dan 1,4% pada 2026, lebih rendah dari proyeksi Januari.
Baca Juga: Peringatan IMF: Perang Dagang Trump Berisiko Picu Krisis Keuangan Global
Tarif dan ketegangan dagang diperkirakan memangkas 0,5 poin dari aktivitas ekonomi Jepang pada 2025, dengan proyeksi pertumbuhan hanya 0,6%.
Untuk China, proyeksi pertumbuhan dipangkas menjadi 4% untuk 2025 dan 2026, masing-masing turun 0,6 dan 0,5 poin dari proyeksi Januari. Gourinchas mengatakan, dampak tarif terhadap China yang sangat bergantung pada ekspor yang diperkirakan mencapai 1,3 poin, namun tertutupi oleh stimulus fiskal yang lebih kuat.