Reporter: Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Yudho Winarto
LONDON. Pasca Inggris keluar dari Uni Eropa atau akrab disebut British Exit (Brexit), Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond memulai perbincangan dengan Pemerintah China seputar kesepakatan perdagangan bebas antar kedua negara.
Kesepakatan tersebut dinilai dapat memberikan akses yang lebih besar bagi bank-bank besar di China dan juga membawa dampak positif bagi ekonomi di Inggris Raya.
Dilansir dari BBC, Senin (25/7), Hammond menyatakan telah berupaya mengeksplorasi kerjasama di sejumlah wilayah, termasuk China yang juga merupakan salah satu investor terbesar di Inggris.
Pasca Brexit, Eropa memang mengalami gejolak ekonomi. Namun, menurut Hammond, yang terpenting sekarang bagaimana meminimalisir dampak terhadap ekonomi Inggris dalam jangka pendek.
Selain itu, perlu dicari cara agar dapat memaksimalkan potensi keuntungan dalam jangka panjang.
Media nasional China pun sempat memberitakan keinginan Menteri Perdagangan China untuk melakukan perdagangan bebas dengan Inggris. Jika terjadi, ini akan menjadi yang pertama bagi Inggris menandatangani perjanjian dagang dengan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Kelak, dalam perjanjian dagang tersebut akan diatur mengenai pengaturan-pengaturan yang akan mempermudah masuknya barang manufaktur dan investasi asal Inggris. Termasuk juga perbankan dan asuransi barang-barang kebutuhan lainnya yang akan menjamin ekspor Inggris.
Sebaliknya, hal ini juga memunculkan kekhawatiran masuknya barang-barang dengan kualitas rendah dari China ke Inggris di masa yang akan datang. Menurut Hammond, China memandang perjanjian dagang tersebut sebagai sebuah kesempatan bagi negara-negara di luar Uni Eropa melakukan bisnis dengan Inggris.
Dia juga mengakui kondisi ini akan semakin mudah karena Inggris kini tak lagi terikat dengan aturan Uni Eropa.