kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembali bersuara, Greta Thunberg sebut pemimpin global tak peduli masalah lingkungan


Rabu, 05 Mei 2021 / 10:06 WIB
Kembali bersuara, Greta Thunberg sebut pemimpin global tak peduli masalah lingkungan
ILUSTRASI. Aktivis perubahan iklim Swedia Greta Thunberg meninggalkan panggung selama sesi pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) ke-50 di Davos, Swiss, 21 Januari 2020.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Aktivis lingkungan muda Greta Thunberg kembali menyuarakan keprihatinannya atas masalah lingkungan global. 

Pasca pertemuannya dengan Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven hari Senin (3/5), Thunberg mengatakan bahwa politisi serta para pemimpin dunia, termasuk pemimpin Swedia, masih tidak peduli dengan ancaman perubahan iklim.

"Saya tidak tahu berapa banyak pertemuan dengan penguasa, pada dasarnya selalu ada penyangkalan dalam setiap diskusi. Kepekaan terhadap krisis sama sekali tidak ada," ungkap Thunberg, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: China kembali kritik keputusan Jepang yang membuang limbah radioaktif ke laut

Lebih lanjut, Thunberg menekankan bahwa para pemimpin dunia tidak akan melakukan apapun jika tidak ada yang menekan mereka.

Thunberg menyayangkan sikap para pemimpin dunia yang seolah telah menyerah pada tujuan membatasi pemanasan global hingga peningkatan 1,5 derajat dibandingkan dengan tingkat pra-industri.

Dalam pertemuan hari Senin, pemerintah Swedia telah mengklaim peran utama dalam perang melawan perubahan iklim. Namun Thunberg dan rekan-rekan aktivisnya mengatakan bahwa pemerintah tidak cukup berbuat.

"Seperti yang terlihat sekarang, mereka tidak menganggap serius krisis iklim dan tidak memperlakukannya sebagai krisis, ini adalah bagian dari masalah," kata Thunberg.

Baca Juga: China kebut proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin

PM Lofven mengatakan bahwa Swedia adalah kekuatan pendorong dalam upaya Uni Eropa untuk perubahan iklim, sementara industrinya sedang dalam transisi ke masa depan bebas fosil dan membantu negara lain mengurangi emisi.

"Swedia memiliki kesempatan untuk menjadi negara bebas fosil pertama di dunia, tetapi kita perlu meningkatkan laju perubahan. Kita membutuhkan langkah-langkah baru," ungkap Lofven.

Nama Greta Thunberg mulai naik daun pada 2018 saat menyampaikan protes di luar parlemen Swedia di Stockholm atas kurangnya tindakan untuk menghentikan perubahan iklim menjadi gerakan global.

Aktivis berusia 18 tahun tersebut juga turut mengkritik media karena meremehkan keseriusan krisis iklim global.

Selanjutnya: China ajak Jepang bekerja sama untuk kelola limbah air radioaktif Fukushima




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×