kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kondisi politik memperburuk ekonomi Inggris


Selasa, 13 Juni 2017 / 14:28 WIB
Kondisi politik memperburuk ekonomi Inggris


Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Apa yang terjadi sekarang?

Brexit diprediksi akan menjadi bisul yang menyakiti ekonomi Inggris, kendati May harus melakukan rencananya yakni berpisah secara baik-baik dengan Uni Eropa untuk menarik dukungan parlemen.

May sebelumnya pernah berjanji akan membawa Inggris untuk keluar seluruhnya dari blok perdagangan Uni Eropa dan mengurangi jumlah orang yang datang dari Uni Eropa. Dia bahkan mengancam untuk keluar dari Eropa tanpa membayar biaya perceraian yang lumayan besar atau memblokade perjanjian perdagangan baru.

Sejak hasil pemilu yang mengejutkan dirilis, sejumlah perusahaan besar telah mengambil kesempatan untuk memperbaharui kembali rencana bisnis mereka untuk kasus hard Brexit.

The Sunday Times melaporkan, Airbus sudah mengancam untuk memindahkan produksi baru mereka keluar dari Inggris jika mereka menghadapi hambatan atau pelarangan untuk merekrut pekerja Uni Eropa untuk pekerjaan di Inggris.

Airbus mempekerjakan ribuan orang di Inggris dan membayar sekitar US$ 5 miliar per tahun kepada suplier Inggris.

"Untuk produksi baru, sangat mudah mendapatkan pabrik baru di suatu tempat. Kami mendapatkan sejumlah penawaran terkait hal tersebut," jelas Chief Operating Officer Fabrice Bregier kepada The Sunday Times.

Poundsterling anjlok lagi

Poundsterling melemah 0,7% dan diperdagangkan di bawah US$ 1,27. Demikian pula saat berhadapan dengan euro.

Moody's mengingatkan pada Senin (12/6) kemarin bahwa hasil pemilu akan membuat negosiasi Brexit semakin rumit dan kemungkinan ditunda.

Sementara itu, sejumlah perubahan yang drastis juga terjadi. Data yang dirilis The Health Foundation menunjukkan, jumlah perawat dari Uni Eropa yang mendaftar untuk bekerja di Inggris anjlok 69% sejak referendum Brexit.

Padahal, industri kesehatan dan industri lainnya sangat bergantung dari imigran.

Pengamat dari CBI menilai, Inggris harus mengadopsi pemikiran baru terkait Brexit. Misalnya saja perusahaan masih bisa mendapatkan akses terhadap tenaga kerja terampil dan buruh yang mereka butuhkan.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×