kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kondisi Wuhan seperti awal pandemi, terjadi panic buying dan lockdown


Rabu, 04 Agustus 2021 / 07:08 WIB
Kondisi Wuhan seperti awal pandemi, terjadi panic buying dan lockdown
ILUSTRASI. Kebijakan lockdown kembali diberlakukan di Wuhan di tengah meningkatnya kasus Covid-19 yang terkait dengan varian Delta. (Kyodo via REUTERS)


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WUHAN. Dalam langkah dramatis yang mengingatkan pada hari-hari pertama virus corona di China sekitar 19 bulan yang lalu, penerbangan dan kereta api masuk dan keluar dari Wuhan telah dihentikan. Kebijakan ini diberlakukan di tengah meningkatnya kasus Covid-19 yang terkait dengan varian Delta.

Melansir npr.org, pihak berwenang juga telah memerintahkan pengujian massal di kota berpenduduk 11 juta, tempat virus pertama kali terdeteksi sebelum menyebar ke seluruh dunia. Panic buying atau pembelian panik oleh warga yang khawatir terjadi menyusul kebijakan penguncian baru di sana.

Wabah terbaru China, yang dimulai bulan lalu, dikaitkan dengan varian Delta virus yang sangat menular yang juga telah menyebar dengan cepat di seluruh AS. Di Amerika, varian Delta menyebabkan kembalinya mandat penggunaan masker dan urgensi baru seputar dorongan untuk vaksinasi Covid-19. Kasus selama dua minggu terakhir telah naik hampir 150% di Amerika Serikat.

Mengutip People's Daily, secara total, China telah mengkonfirmasi 328 kasus baru yang ditularkan secara lokal sejak wabah yang dimulai bulan lalu. Infeksi baru telah muncul di lebih dari 35 kota di sejumlah provinsi dan wilayah negara itu, menurut The Associated Press.

Baca Juga: Kapan pandemi COVID-19 akan berakhir? Ini jawaban direktur jenderal WHO

Pada konferensi pers Selasa (3/8/2021), seorang pejabat kota Wuhan, Li Tao, menggambarkan pengujian massal sebagai tindakan pencegahan.

Meskipun secara resmi, wabah terbaru tampak relatif kecil, otoritas kesehatan telah bereaksi secara agresif dalam upaya untuk mencegah penyebaran masif virus di negara itu. 

Sejak Wuhan pertama kali menjadi pusat pandemi pada 2019 dan awal 2020, China telah bergerak untuk meredam wabah kapan pun dan di mana pun terjadi, dengan cepat menerapkan penguncian dan pengujian massal.

Baca Juga: Satu tahun tanpa infeksi lokal, Wuhan catat kasus COVID-19 pertama

"Sekuensing genom virus menemukan semua strain sebagai varian Delta yang sangat menular dan kota-kota yang dilanda lonjakan kasus baru-baru ini segera mengambil tindakan untuk mengekang penyebaran virus corona," People's Daily melaporkan.

Menurut South China Morning Post, Kota timur Yangzhou di provinsi Jiangsu memiliki jumlah infeksi baru harian tertinggi di China, dengan 40 kasus baru yang dikonfirmasi di sana dan di kota tetangga Nanjing pada Senin.

Dengan lebih dari puluhan kasus lokal yang dikonfirmasi secara resmi, penduduk dan turis di Zhangjiajie di provinsi Hunan diperintahkan untuk tidak meninggalkan kota dan bekerja sama dengan langkah-langkah pengendalian epidemi karena infeksi juga menyebar di sana, Global Times yang dikelola pemerintah melaporkan.

Sebuah pemberitahuan pemerintah mengatakan bahwa pegawai negeri dan guru sekolah negeri di Zhangjiajie diperintahkan untuk bergabung dengan tim pengendalian epidemi lokal, kata surat kabar itu. "Aksi mereka akan menjadi bagian dari tinjauan karir mereka," Global Times melaporkan.

Selanjutnya: Jutaan penduduk China terkunci, varian Delta menyebar ke lebih dari 20 kota



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×