Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Korea Utara mengecam laporan terbaru PBB yang menyebut bahwa negara itu telah melakukan deretan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Pyongyang pada hari Senin (9/9) menyebut laporan tersebut dibuat-buat, berisi data palsu, dan memutarbalikkan situasi HAM yang sebenarnya terjadi di Korea Utara.
Melalui laporan tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Korea Utara untuk menyelidiki dan mengadili pihak yang dituduh melakukan pelanggaran HAM.
Baca Juga: Rusia Ingin Sanksi PBB untuk Korea Utara Dipertimbangkan Kembali
Laporan itu selanjutnya akan diserahkan ke Majelis Umum PBB untuk dibahas di forum yang lebih luas.
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, mengutip pernyataan wakil menteri luar negeri Kim Son-gyong yang mengatakan ada upaya dari musuh untuk menodai citra Korea Utara.
"Saya mengutuk keras tindakan musuh yang memfitnah martabat dan sistem negara kita atas nama PBB sebagai sebuah provokasi politik dan tindakan yang melanggar kedaulatan yang tidak dapat kita toleransi," kata Kim, dikutip Yonhap.
Sebagai balasan, Kim juga menyarankan agar PBB fokus pada pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Amerika Serikat, bukannya merilis laporan tak berdasar tentang Korea Utara.
Baca Juga: China dan Rusia Gagal Menjegal Sidang DK PBB Bahas Pelanggaran HAM di Korea Utara
"Kejahatan rasial yang merajalela dan tindakan tidak manusiawi lainnya telah dilakukan di Amerika Serikat," pungkasnya.
Korea Utara telah lama menunjukkan kekecewaannya terhadap sikap PBB yang seperti menutup mata terhadap deretan pelanggaran HAM yang dilakukan Amerika Serikat di berbagai lokasi di dunia.
Negara tertutup ini juga selalu menyuarakan kecurigaannya bahwa Amerika Serikat sedang membangun gerakan besar untuk menggulingkan rezim Kim Jong Un.