Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Di tengah tarik-menarik politik, tekanan dari publik kian besar. Di Georgia, salah satu negara bagian dengan lonjakan pendaftar tercepat, anggota Kongres Republik Marjorie Taylor Greene secara terbuka menyalahkan pimpinan partainya karena gagal menempatkan isu kesehatan sebagai prioritas.
“Jika subsidi ini benar-benar berakhir tanpa solusi, banyak peserta akan membatalkan polis mereka,” kata Cameron Ellis, pakar asuransi dari Universitas Iowa.
“Orang-orang yang lebih sehat akan keluar dari pasar ACA, dan itu akan membuat premi semakin mahal bagi yang tersisa.”
Kisruh ini mengulang babak lama dalam 15 tahun pertarungan politik seputar Obamacare. Tahun 2013, pemerintah AS sempat ditutup selama beberapa pekan akibat desakan kelompok konservatif yang menuntut pembatalan program tersebut.
Baca Juga: Shutdown Pemerintah AS: Trump Hentikan Pendanaan Transportasi Chicago US$2,1 Miliar
Kini, skeptisisme serupa masih hidup. Senator Rick Scott dari Florida menuding Obamacare sebagai biang kenaikan biaya kesehatan, sementara Wakil Presiden JD Vance menilai subsidi perlu ditinjau ulang dan deregulasi harus diperluas.
Meski begitu, kubu Demokrat menolak menunda keputusan. “Kami ingin bekerja sama sekarang, bukan nanti,” tegas Senator Patty Murray dari Washington.
“Kami sudah tahu, kalau hanya mengandalkan janji bahwa mereka akan menepatinya di kemudian hari, hasilnya tidak akan terjadi.”
Kebuntuan ini belum menunjukkan tanda-tanda reda. Sementara jutaan warga Amerika menanti kepastian, pertarungan politik di Senat terus berlanjut dengan masa depan asuransi kesehatan mereka sebagai taruhannya.