kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.319   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.469   124,49   1,70%
  • KOMPAS100 1.044   14,12   1,37%
  • LQ45 790   8,31   1,06%
  • ISSI 251   6,62   2,71%
  • IDX30 409   4,38   1,08%
  • IDXHIDIV20 473   6,01   1,29%
  • IDX80 118   1,61   1,38%
  • IDXV30 122   3,33   2,82%
  • IDXQ30 131   1,50   1,16%

Lebih dari 100 Lembaga Kemanusiaan Desak Aksi Global Saat Kelaparan Meluas di Gaza


Rabu, 23 Juli 2025 / 10:56 WIB
Lebih dari 100 Lembaga Kemanusiaan Desak Aksi Global Saat Kelaparan Meluas di Gaza
ILUSTRASI. Warga Palestina membawa pasokan bantuan yang masuk ke Gaza melalui Israel, di tengah krisis kelaparan, di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, 20 Juli 2025. REUTERS/Dawoud Abu Alkas  


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - GAZA/NEW YORK. Lebih dari 100 organisasi bantuan dan hak asasi manusia pada Rabu (23/7/2025) menyerukan aksi mendesak kepada pemerintah dunia untuk mengatasi kelaparan yang semakin meluas di Jalur Gaza.

Mereka menuntut gencatan senjata permanen dan pencabutan total semua pembatasan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Dalam pernyataan bersama yang ditandatangani oleh 111 organisasi termasuk Mercy Corps, Norwegian Refugee Council, dan Refugees International ditegaskan bahwa kelaparan massal kini menyebar luas di wilayah tersebut.

Baca Juga: Militer Israel Serang Rumah Staf dan Gudang Utama WHO di Gaza

Sementara ribuan ton makanan, air bersih, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya masih tertahan di luar Gaza karena hambatan akses yang diberlakukan oleh Israel.

“Ketika pengepungan pemerintah Israel membuat rakyat Gaza kelaparan, para pekerja kemanusiaan kini ikut mengantre makanan, bahkan mempertaruhkan nyawa demi memberi makan keluarga mereka. Persediaan bantuan benar-benar habis, dan kami menyaksikan kolega kami sendiri perlahan-lahan melemah karena kelaparan,” bunyi pernyataan tersebut.

Kelompok-kelompok itu menuding pembatasan administratif dan birokrasi Israel telah menciptakan kekacauan, kelaparan, dan kematian.

Mereka menuntut agar seluruh penyeberangan darat dibuka, semua hambatan logistik dicabut, dan akses bantuan kemanusiaan dipulihkan secara menyeluruh dan adil melalui sistem yang dipimpin oleh PBB, bukan distribusi yang dikendalikan militer.

“Negara-negara harus mengambil langkah konkret untuk mengakhiri pengepungan, termasuk menghentikan transfer senjata dan amunisi ke wilayah konflik,” tegas mereka.

Baca Juga: Vatikan Serukan Keadilan bagi Palestina usai Serangan ke Gereja Gaza

Israel, yang mengontrol seluruh alur pasokan masuk ke Gaza, menyangkal bertanggung jawab atas krisis pangan yang terjadi.

Namun, data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 800 warga Gaza tewas dalam beberapa pekan terakhir saat mencoba mendapatkan makanan, sebagian besar akibat tembakan dari tentara Israel yang berjaga di dekat pusat distribusi bantuan milik Gaza Humanitarian Foundation.

Yayasan yang didukung AS ini juga menuai kritik dari berbagai lembaga kemanusiaan dan PBB karena dianggap tidak netral.

Sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza pada Oktober 2023, sebagai respons atas serangan kelompok Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya hampir 60.000 warga Palestina telah tewas akibat serangan udara, tembakan, dan penembakan artileri.

Baca Juga: Paus Leo Kecam Pemindahan Paksa Massal Warga Sipil Gaza

Kini, untuk pertama kalinya sejak konflik dimulai, pemerintah Palestina menyatakan warga mulai meninggal akibat kelaparan.

Gaza mengalami kekosongan total stok pangan sejak Israel menghentikan semua pasokan pada Maret.

Meski blokade tersebut dilonggarkan pada Mei, Israel menerapkan sistem penyaringan baru yang diklaim untuk mencegah penyalahgunaan bantuan oleh kelompok bersenjata.

Organisasi Norwegian Refugee Council kepada Reuters menyatakan stok bantuan mereka telah habis total, dan beberapa staf mereka sudah mengalami kelaparan.

Mereka juga menuduh Israel telah melumpuhkan seluruh operasi kemanusiaan mereka di wilayah tersebut.

Selanjutnya: Komisi II DPR akan Mengkaji Usulan agar Wapres Gibran Lebih Dulu Berkantor di IKN

Menarik Dibaca: Harga Emas Tergelincir Setelah Reli Tiga Hari, Ketegangan Perang Tarif Mereda




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×