Sumber: Associate Press | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pada Juni, kawanan drone yang diluncurkan dari truk menargetkan pangkalan pesawat pengebom di berbagai wilayah Rusia.
Moskow juga menuduh Ukraina berada di balik sejumlah aksi pembunuhan. Lebih dari setahun lalu, Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala pasukan perlindungan nuklir, biologi, dan kimia militer Rusia, tewas akibat bom yang disembunyikan di skuter listrik di luar apartemennya. Asistennya juga tewas, dan dinas keamanan Ukraina mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pada April, Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik, wakil kepala departemen operasional utama Staf Umum Rusia, tewas akibat alat peledak yang ditempatkan di mobilnya yang terparkir di dekat apartemennya di luar Moskow.
Beberapa hari setelah kematian Moskalik, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa dirinya menerima laporan dari kepala intelijen luar negeri Ukraina mengenai “likuidasi” tokoh-tokoh militer senior Rusia, seraya menambahkan bahwa “keadilan pasti datang,” meski tidak menyebut nama Moskalik secara langsung.
Tonton: Ukraina Siap Lepas Ambisi Gabung NATO Demi Capai Perdamaian dengan Rusia
Sementara itu, para pejabat Barat menuduh Rusia menjalankan kampanye gangguan dan sabotase di berbagai negara Eropa sebagai upaya melemahkan dukungan terhadap Ukraina. Moskow membantah tuduhan tersebut.
Kesimpulan
Ledakan mematikan di Moskow yang menewaskan dua polisi dan satu warga sipil kembali menyoroti eskalasi konflik bayangan antara Rusia dan Ukraina di luar medan perang terbuka. Klaim dari intelijen militer Ukraina, meski belum dikonfirmasi secara resmi oleh otoritas Rusia, memperkuat pola serangan terarah terhadap aparat dan pejabat militer Rusia sejak perang dimulai. Rangkaian insiden ini mencerminkan upaya Ukraina mengimbangi keunggulan militer Rusia melalui operasi non-konvensional, sekaligus memperdalam ketegangan geopolitik yang terus meluas.













