kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Orang terkaya nomor 2 di dunia, Elon Musk pernah bangkrut


Jumat, 27 November 2020 / 08:19 WIB
Orang terkaya nomor 2 di dunia, Elon Musk pernah bangkrut
ILUSTRASI. Orang terkaya nomor 2 di dunia, Elon Musk pernah bangkrut. REUTERS/Joe Skipper TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - New York. Pandemi corona tak menghalangi kekayaan Ceo Tesla, Elon Musk, meningkat. Namun, sebelum menjadi orang terkaya nomor dua di dunia, Elon Musk pernah bangkrut.

Mengacu pada data Bloomberg Billionare Index, kekayaan Elon Musk saat ini mencapai 140 miliar dollar AS atau setara Rp 1.974 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per dollar AS). Jumlah kekayaan Elon Musk hanya kalah dari orang terkaya di dunia, Jeff Bezos, pemilik Amazon.

Yang menakjubkan, pundi-pundi kekayaan tersebut berhasil didapat orang terkaya nomor 2 di dunia ini tanpa sekalipun menerima gaji dari Tesla. Orang terkaya nomor 2 di dunia yang dijuluki sebagai Ironman itu menolak untuk menerima gaji minimum 56.000 dollar AS setiap tahunnya.

Sumber kekayaan pria kelahiran Afrika Selatan itu utamanya berasal dari saham kepemilikannya di Tesla sekitar 20 persen, yang mana sejak awal tahun ini telah meroket hingga lebih dari 550 persen. Kesuksesan yang diraih Elon Musk saat ini berasal dari kerja keras sedari dini.

Baca juga: Pembelot Korea Utara berhasil kabur ke Korea Selatan dengan cara luar biasa

Dilansir dari Business Insider, Jumat (17/11/2020), sejak kecil Elon Musk telah mempelajari coding, hingga akhirnya pada umur 12 tahun ia menjual game pertamanya seharga 500 dollar AS.

Sebelum memasuki usia 18 tahun, orang terkaya nomor 2 di dunia ini pun memutuskan untuk pindah dari Afrika Selatan ke Kanada. Di negara tersebut, Elon Musk melakukan berbagai pekerjaan serabutan, mulai dari penggali tanah, pemotong kayu, hingga pembersih ruangan di pabrik kayu.

Dari pekerjaan-pekerjaan tersebut, Elon Musk mendapatkan upah sekitar 18 dollar AS per jam, yang mana pada tahun 1989 sudah cukup besar. Elon Musk melanjutkan perjalanannya dengan mengambil kuliah di Universitas Queens pada 1990.

Sembari kuliah, Elon Musk tetap mencoba untuk mencari pemasukan dengan menjual bagian komputer atau komputer utuh. "Saya bisa membuat sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan mereka dengan biaya yang lebih murah dibanding toko," ujar Elon, dikutip Jumat.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×