kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,87%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Pemerintah Uni Eropa Ragu-Ragu Atas Tarif Mobil Listrik China, Ini Alasannya


Kamis, 04 Juli 2024 / 09:40 WIB
Pemerintah Uni Eropa Ragu-Ragu Atas Tarif Mobil Listrik China, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Negara Uni Eropa merasa ragu terkait apakah akan mendukung tarif tambahan pada kendaraan listrik buatan China atau tidak. REUTERS/Yves Herman


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS/LONDON. Negara-negara Uni Eropa merasa ragu-ragu terkait apakah akan mendukung tarif tambahan pada kendaraan listrik buatan China atau tidak. 

Kondisi ini menyoroti tantangan Brussel dalam membangun dukungan untuk kasus perdagangan terbesarnya ketika Beijing mengancam akan melakukan pembalasan yang luas.

Mengutip Reuters yang melansir sumber pemerintah, Jerman, ingin menghentikan tarif tersebut. Hal ini tidak mengherankan mengingat produsen mobil Jerman menghasilkan sepertiga penjualan mereka tahun lalu di China.

Sementara, Perancis merupakan salah satu pendukung pengenaan tarif yang paling kuat.

Namun, menurut jajak pendapat informal yang dilakukan Reuters terhadap pemerintah Uni Eropa, sebagian besar negara Uni Eropa masih mempertimbangkan pro dan kontra dari meningkatnya perselisihan perdagangan.

Permasalahan ini akan diajukan kepada para anggota melalui pemungutan suara dalam beberapa minggu mendatang, yang merupakan uji dukungan resmi pertama dalam kasus penting bagi Komisi Eropa. 

Baca Juga: Produsen Kendaraan Listrik China Bersiap Hadapi Tarif Senilai Miliaran Dolar oleh UE

Uni Eropa memulai penyelidikan tanpa adanya keluhan dari industri, dan ini merupakan kasus perdagangan pertama yang terjadi.

Blok tersebut pada hari Kamis akan mengkonfirmasi bea sementara hingga 37,6% terhadap merek mobil lisrik China seperti BYD, Geely dan SAIC, serta pada model Tesla, BMW, dan produsen mobil barat lainnya buatan China.

Produsen mobil China pun bersiap menghadapi biaya baru senilai miliaran dolar sebagai dampaknya, yang menurut para analis dapat memperlambat ekspansi mereka di Eropa.

Anggota Uni Eropa juga akan melakukan pemungutan suara pada bulan Oktober jika Komisi mengusulkan tarif multi-tahun pada akhir penyelidikannya. Hal ini akan diblokir jika mayoritas negara anggota yang memenuhi syarat dari setidaknya 15 negara yang mewakili 65% populasi Uni Eropa memberikan suara menentang mereka.

Prancis, Italia dan Spanyol, dengan 40% populasi Uni Eropa, telah mengindikasikan bahwa mereka akan mendukung tarif.

“Eropa harus membela diri jika perusahaan kami dirugikan dan tidak bersaing secara setara,” kata Kementerian Perekonomian Spanyol.

Baca Juga: Asosiasi Otomotif Jerman Minta Pemerintah Tak Kenakan Tarif Kendaraan China




TERBARU

[X]
×