Sumber: Yahoo Finance | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Tesla Inc. (TSLA) di pasar Eropa semakin memburuk. Data terbaru dari European Automobile Manufacturers' Association (ACEA) menunjukkan bahwa registrasi kendaraan listrik (EV) Tesla di Eropa anjlok menjadi hanya 6.964 unit pada Oktober 2025, turun 48,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penurunan tajam ini terjadi ketika pasar EV Eropa justru tumbuh pesat. Total registrasi EV di kawasan tersebut termasuk Inggris dan negara-negara European Free Trade Association—melonjak 32,9% pada Oktober, sementara total registrasi mobil semua jenis penggerak naik 4,9%.
Artinya, Oktober menjadi bulan ke-10 berturut-turut Tesla mencatatkan penurunan penjualan di Eropa, bahkan ketika pangsa pasar EV regional meningkat menjadi 16,4%.
Model Y Baru Tak Mampu Menghentikan Penurunan
Meski Tesla telah memperkenalkan Model Y versi penyegaran, hal itu belum cukup untuk menahan efek dari:
-
Persaingan yang semakin ketat, terutama dari produsen China
-
Menurunnya sentimen terhadap CEO Elon Musk, yang semakin tidak populer di sejumlah pasar Eropa
Akibatnya, hingga Oktober, kinerja Tesla sepanjang 2025 di Eropa tercatat suram. Dalam 10 bulan pertama 2025, penjualan Tesla di kawasan ini turun 29,6% menjadi 180.688 unit, menurut ACEA.
Baca Juga: Mobil China Kuasai Amerika Latin, Tesla Tersaingi di Pasar EV Peru
Pangsa pasar Tesla di Eropa juga tergerus, turun menjadi 1,6% dari 2,4% pada periode yang sama tahun lalu.
Produsen China Melonjak: BYD dan SAIC Catat Kenaikan Signifikan
Di saat Tesla tersandung, produsen kendaraan listrik China mencatatkan performa yang mengesankan.
-
BYD membukukan kenaikan penjualan sebesar 207% menjadi 17.470 unit di Eropa.
-
SAIC, yang mengoperasikan merek seperti MG, mencatat kenaikan 46% menjadi hampir 24.000 unit.
Pertumbuhan agresif dari produsen China semakin menantang dominasi Tesla di kawasan yang selama ini menjadi salah satu pasar EV paling kompetitif di dunia.
Saham Tesla Justru Menguat, Investor Fokus pada Teknologi Otonom
Meski penjualan merosot, kinerja buruk Tesla di Eropa tidak menggoyahkan harga sahamnya.
Pada Senin (24/11), saham Tesla melonjak hampir 7% setelah Melius Research menyebut Tesla sebagai saham yang “wajib dimiliki” berkat kemajuan teknologi otonomnya. Elon Musk juga kembali menyoroti perkembangan perusahaan dalam teknologi chip untuk sistem otonom.
Baca Juga: Tesla Wajibkan Pemasoknya Kecualikan Komponen Buatan China
Analis Rob Wertheimer menilai dunia akan memasuki fase perubahan drastis: “Salah satu alasan kami menyebut Tesla ‘must own’ adalah karena dunia akan berubah secara dramatis. Otonomi akan segera hadir, dan itu akan mengubah seluruh ekosistem berkendara.”
Pendorong utama optimisme ini adalah versi terbaru perangkat lunak Full Self-Driving (FSD) yang kini tersedia di AS dan wilayah tertentu lainnya.
Peluang Baru: Uji Coba FSD di Eropa Dimulai Februari
Ada kabar positif bagi konsumen Eropa. Badan otomotif Belanda, RDW, mengonfirmasi bahwa Tesla dijadwalkan melakukan uji demonstrasi FSD pada Februari untuk menentukan apakah teknologi tersebut memenuhi persyaratan regulasi Eropa.
Namun RDW menegaskan bahwa belum ada persetujuan yang diberikan sejauh ini.
Jika Tesla berhasil mendapatkan persetujuan regulator pertama di Eropa, hal ini dapat menjadi angkat moral dan mungkin membantu menghentikan tren penurunan penjualan di kawasan tersebut.













