kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Perang Dagang Babak Baru: Trump Umumkan Tarif 50% Tembaga, Targetkan 14 Negara


Rabu, 09 Juli 2025 / 09:30 WIB
Perang Dagang Babak Baru: Trump Umumkan Tarif 50% Tembaga, Targetkan 14 Negara
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (8/7) mengumumkan rencana pengenaan tarif impor tembaga sebesar 50%, serta akan segera memberlakukan tarif atas semikonduktor dan produk farmasi. REUTERS/Yves Herman


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/TOKYO. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (8/7) mengumumkan rencana pengenaan tarif impor tembaga sebesar 50%, serta akan segera memberlakukan tarif atas semikonduktor dan produk farmasi.

Langkah ini memperluas cakupan perang dagang yang telah mengguncang pasar global.

Pengumuman ini datang hanya sehari setelah Trump mengancam 14 mitra dagang utama, termasuk pemasok penting seperti Korea Selatan dan Jepang, dengan tarif tinggi mulai awal Agustus.

Baca Juga: Respons Kemenperin Usai Trump Putuskan Kenakan Tarif 32% untuk Produk Indonesia

Trump juga kembali mengungkap rencana pengenaan tarif sebesar 10% terhadap produk dari negara-negara BRICS seperti Brasil dan India.

Meski Trump menyatakan pembicaraan dagang dengan Uni Eropa dan China berjalan baik, ia menegaskan hanya tinggal “beberapa hari” lagi sebelum mengirim surat tarif ke Uni Eropa.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam rapat kabinet di Gedung Putih dan memicu kekhawatiran atas ketidakpastian ekonomi global yang sudah tertekan oleh berbagai kebijakan tarif dari pemerintahannya.

Harga tembaga berjangka di AS melonjak lebih dari 10% usai pengumuman, mengingat logam ini merupakan bahan penting dalam kendaraan listrik, peralatan militer, jaringan listrik, dan berbagai produk konsumen.

Tarif ini akan melengkapi daftar bea masuk yang sudah dikenakan sebelumnya atas baja, aluminium, dan mobil.

Sementara itu, saham-saham sektor farmasi di AS merosot setelah Trump mengancam akan mengenakan tarif 200% atas impor obat-obatan, meskipun penerapannya kemungkinan ditunda hingga satu tahun.

Baca Juga: Peringatan China ke Trump: Jangan Mainkan Api Tarif Perdagangan

Mitra Dagang Mencari Celah Negosiasi

Beberapa negara menanggapi dengan mencoba meredakan dampak kebijakan tarif ini, terutama setelah Trump memundurkan tenggat waktu dari 9 Juli menjadi 1 Agustus.

Trump sebelumnya menjanjikan “90 kesepakatan dalam 90 hari” setelah mengumumkan gelombang tarif baru awal April lalu.

Namun sejauh ini, hanya dua kesepakatan yang berhasil tercapai, yakni dengan Inggris dan Vietnam. Trump mengklaim kesepakatan dengan India “sudah dekat”.

“Sudah waktunya Amerika mulai memungut bayaran dari negara-negara yang telah merampok kami... dan menertawakan kebodohan kami selama ini,” kata Trump.

Namun para mitra dagang menyebut proses negosiasi sangat sulit dilakukan karena pengumuman tarif AS sering kali mendadak dan tidak terstruktur, sehingga menyulitkan konsensus internal mereka dalam menyusun konsesi.

Baca Juga: Trump Kenakan Tarif 32%, Ini yang Dilakukan Indonesia

Tarif AS Tertinggi Sejak 1934

Menurut lembaga riset Yale Budget Lab, tarif rata-rata efektif AS kini naik menjadi 17,6% dari sebelumnya 15,8% — level tertinggi dalam 90 tahun terakhir.

Pemerintahan Trump terus mempromosikan kebijakan tarif sebagai sumber pendapatan negara.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan Washington telah mengumpulkan sekitar US$100 miliar dari tarif, dan berpotensi mencapai US$300 miliar hingga akhir tahun.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×