Sumber: The New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dia menambahkan bahwa situasi akan menjadi “lebih menantang” seiring berlanjutnya shutdown dan berhentinya pengumpulan data baru.
Ketiadaan data resmi memperumit situasi sulit The Fed, yang kini dihadapkan pada apa yang sebelumnya digambarkan Powell sebagai “tidak ada jalan bebas risiko.” Ia mengulangi tantangan tersebut pada Selasa, dengan mencatat adanya ketegangan antara tujuan lapangan kerja dan inflasi.
Kekhawatirannya: langkah untuk melindungi pasar tenaga kerja bisa memperburuk inflasi, sementara kebijakan untuk menekan harga bisa melukai perekonomian.
“Kita berada dalam situasi yang sulit,” kata Powell.
Powell termasuk di antara sejumlah pembuat kebijakan The Fed yang memandang lonjakan inflasi terbaru sebagai fenomena sementara.
Tonton: The Fed Pangkas Suku Bunga, Indonesia Bukan Tujuan Prioritas Aliran Modal Asing
Pandangan ini didasarkan pada asumsi bahwa tarif (bea masuk) yang diberlakukan Presiden Trump akan menyebabkan kenaikan harga satu kali pada berbagai barang konsumsi seperti makanan dan furnitur.
Powell mengakui bahwa dampaknya mungkin butuh waktu untuk terasa luas, tetapi ia memperkirakan efek itu akan memudar.