Sumber: CBSNews | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Jika bank sentral mulai berhenti membeli emas atau mulai sensitif terhadap harga, salah satu motor utama kenaikan bisa melemah.
Meski begitu, penurunan tajam tampaknya tidak terlalu mungkin. Nic Puckrin, pendiri Coin Bureau dan mantan penasihat investasi di Goldman Sachs, memperkirakan harga akan turun ke sekitar US$ 3.500 jika koreksi terjadi.
Namun ia percaya cepat atau lambat, kenaikan besar emas saat ini akan melambat.
Apakah Sekarang Waktu yang Tepat untuk Membeli?
Karena banyak analis optimistis terhadap 2026, beberapa investor menilai sekarang adalah waktu yang tepat membeli emas — terutama untuk lindung nilai terhadap inflasi atau ketidakpastian pasar.
Cara berinvestasi emas kini beragam:
- Membeli emas fisik: koin atau batangan
- Membuka rekening emas
- Membeli saham perusahaan emas
- Pembelian fraksional (mulai dari 0,1 gram)
Tonton: Harga Emas Antam Kinclong Hari Ini (29 November 2025)
Menurut Nadelstein, pemula bisa memulai secara bertahap melalui metode dollar-cost averaging, yaitu membeli emas secara rutin dengan nominal tetap.
Intinya, apakah nanti emas tembus US$5.000 atau justru turun ke US$3.500, satu hal tetap jelas: Emas masih menjadi aset penting dalam portofolio investor global.
Faktor utama seperti inflasi, ketegangan geopolitik, dan permintaan dari bank sentral tidak akan hilang dalam waktu dekat.
Namun seperti investasi lain, emas juga memiliki risiko: harga bisa naik, tapi juga bisa turun. Karena itu, banyak ahli menyarankan memulai bertahap daripada mencoba menunggu waktu “paling tepat”.
Kesimpulan
Harga emas diperkirakan masih akan naik di 2026 dengan kisaran US$ 4.000–US$ 5.300 per ounce, terutama didorong inflasi, ketidakpastian global, dan pembelian bank sentral. Namun beberapa ahli memperingatkan potensi koreksi hingga US$ 3.500 jika permintaan mulai melambat. Meski ada risiko, emas tetap dipandang sebagai aset lindung nilai yang relevan, terutama bagi investor jangka panjang.













