kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.271   -91,00   -0,56%
  • IDX 7.939   79,98   1,02%
  • KOMPAS100 1.116   12,96   1,17%
  • LQ45 831   8,79   1,07%
  • ISSI 266   1,49   0,56%
  • IDX30 430   4,22   0,99%
  • IDXHIDIV20 499   4,81   0,97%
  • IDX80 125   1,49   1,20%
  • IDXV30 134   2,27   1,73%
  • IDXQ30 139   1,57   1,14%

Presiden Korsel Lee Jae Myung Jalani Ujian Penting di Pertemuan Perdana dengan Trump


Senin, 25 Agustus 2025 / 10:34 WIB
Presiden Korsel Lee Jae Myung Jalani Ujian Penting di Pertemuan Perdana dengan Trump
ILUSTRASI. South Korea's President Lee Jae-myung takes his oath during his inauguration ceremony at the National Assembly in Seoul on June 4, 2025. ANTHONY WALLACE/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/SEOUL. Presiden baru Korea Selatan Lee Jae Myung akan menghadapi ujian diplomatik penting pada Senin (25/8/2025) ketika bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Washington.

Pertemuan puncak perdana ini digelar di tengah tantangan besar bagi aliansi kedua negara yang telah terjalin selama beberapa dekade.

Bagi Lee, yang baru dilantik Juni lalu setelah memenangkan pemilu cepat menyusul lengsernya presiden konservatif sebelumnya karena upaya memberlakukan darurat militer, pertemuan ini menjadi momen krusial.

Baca Juga: Twelve dan 7 Drama Korea Tanpa Kisah Cinta Romantis

Korea Selatan sangat bergantung pada AS dalam bidang keamanan mulai dari kehadiran pasukan hingga jaminan nuklir.

Namun di sisi lain, Negeri Ginseng juga berusaha menjaga hubungan dagang strategis dengan China, mitra dagang utamanya.

Trump selama ini kerap melontarkan kritik kepada Seoul, menyebut Korea Selatan sebagai “mesin uang” yang memanfaatkan perlindungan militer Amerika.

Oleh karena itu, Lee diperkirakan akan berupaya keras menampilkan citra positif, menjalin kedekatan personal dengan Trump, dan menghindari kejutan yang dapat merusak hubungan.

“Bagi Lee, pertemuan yang berlangsung tanpa kontroversi justru bisa dianggap hasil yang baik,” kata Victor Cha, analis dari Center for Strategic and International Studies (CSIS).

Namun, ia mengingatkan bahwa apa yang dibawa para penasihat Trump ke meja pertemuan bisa sangat berbeda dengan topik yang akhirnya ingin dibicarakan sang presiden sendiri.

Baca Juga: Korea Selatan Ingin Meningkatkan Hubungan Ekonomi dengan China

Sebelumnya, di bawah tekanan kuat pemerintahan Trump, Korea Selatan berhasil mencapai kesepakatan darurat bulan lalu untuk menghindari tarif paling keras, meski detail investasi bernilai miliaran dolar masih harus dirampungkan.

Seoul berharap isu teknis perdagangan tidak menjadi agenda utama dalam pertemuan tingkat presiden.

“Ada banyak isu besar di bidang keamanan,” ujar Kim Yong-beom, Kepala Staf Kebijakan Presiden Lee.

“Posisi kami jelas, kesepakatan perdagangan sudah ditetapkan sebelumnya. Kami berharap detail implementasi tidak masuk dalam agenda pertemuan, atau setidaknya dibahas secara sederhana saja.”

Setelah pertemuan, Lee dijadwalkan mengunjungi galangan kapal milik Hanwha Group di Philadelphia untuk menonjolkan investasi Korea Selatan di AS, termasuk dukungan pada sektor perkapalan Amerika yang tengah kesulitan.

Baca Juga: Jepang dan Korea Selatan Tegaskan Kerjasama Keamanan Sebelum Bertemu Trump

Di sisi lain, Trump diperkirakan akan menekan Seoul agar menambah miliaran dolar untuk biaya pemeliharaan 28.500 pasukan AS di Korea Selatan, serta memperbesar belanja senjata dari Amerika.

Wi Sung-lac, Penasihat Keamanan Nasional Lee, mengungkapkan bahwa pembahasan soal peningkatan kontribusi pertahanan memang tengah berlangsung, dengan merujuk pada target belanja pertahanan baru NATO.

Meski begitu, Lee kemungkinan akan menghindari diskusi sensitif terkait pengurangan pasukan AS, penggunaan pasukan untuk misi lebih luas, maupun modernisasi aliansi.

“Topik-topik tersebut sebaiknya ditangani di level teknis, bukan pemimpin negara,” kata Duyeon Kim dari Center for a New American Security. “Terlalu ambisius justru bisa berbalik merugikan.”

Selain isu aliansi, Lee dan Trump juga akan membahas upaya membujuk Korea Utara untuk membekukan dan pada akhirnya meninggalkan program nuklirnya.

Lee mendukung pendekatan bertahap, meski Pyongyang hingga kini menolak tawaran dialog dari Washington maupun Seoul.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, akhir pekan lalu bahkan kembali mengawasi uji coba sistem pertahanan udara baru.

Baca Juga: Biaya Pasukan AS di Korsel dan China Jadi Sorotan Saat Presiden Lee Bertemu Trump

Sebelum menuju Washington, Lee sempat bertemu Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba di Tokyo pada Sabtu (23/8).

Pertemuan tersebut menekankan pentingnya kerja sama trilateral antara Seoul–Tokyo–Washington.

Ishiba juga membagikan pengalamannya dalam berhadapan dengan Trump, yang dinilai berguna bagi Lee dalam pertemuan pertamanya dengan presiden AS tersebut.

Selanjutnya: Router WiFi 7 Mulai Dipakai di Indonesia, Ini Manfaat untuk Gamer hingga Rumah Pintar

Menarik Dibaca: Router WiFi 7 Mulai Dipakai di Indonesia, Ini Manfaat untuk Gamer hingga Rumah Pintar




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×