CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Sebulan buntuti kapal Petronas, kapal survei China tinggalkan perairan Malaysia


Jumat, 15 Mei 2020 / 20:05 WIB
Sebulan buntuti kapal Petronas, kapal survei China tinggalkan perairan Malaysia
ILUSTRASI. (Kiri-kanan) kapal serbu amfibi USS Amerika, helikopter Angkatan Laut Australia HMAS Parramatta, kapal perusak rudal USS Barry, dan kapal penjelajah rudal USS Bunker Hill melakukan perwira manuver arloji di Laut China Selatan, dalam foto bertanggal 18 Apr


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Sebuah kapal survei Cina yang selama sebulan membuntuti kapal eksplorasi minyak Malaysia di Laut China Selatan meninggalkan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Malaysia.

Sejak pertengahan April lalu, Haiyang Dizhi 8 melakukan survei di ZEE Malaysia, dekat dengan tempat pengeboran perusahaan minyak pelat merah negeri jiran, Petronas.  Malaysia, Vietnam, dan China sama-sama mengklaim perairan.

Sementara West Capella, kapal yang Petronas kontrak, meninggalkan perairan yang disengketakan tersebut pada Selasa (12/5) lalu, setelah menyelesaikan pekerjaan yang mereka rencanakan.

Baca Juga: China-Malaysia terlibat sengketa, dua kapal perang AS berjaga di Laut China Selatan

Melansir Reuters, pada Jumat (15/5), Haiyang Dizhi 8 pindah dari ZEE Malaysia menuju Utara ke China dengan kawalan setidaknya dua kapal Tiongkok, menurut data dari situs pelacakan kapal Marine Traffic.

Data dari bulan lalu menunjukkan, kapal tersebut telah bergerak di perairan Malaysia dalam pola berbentuk hash yang konsisten dengan melakukan survei, seperti saat terjadi ketegangan dengan kapal-kapal Vietnam tahun lalu.

Kementerian Luar Negeri Malaysia tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Sebelumnya, mereka telah menyerukan sengketa Laut China Selatan diselesaikan dengan cara damai.

Baca Juga: Kapal China dekati kapal Petronas Malaysia di Laut China Selatan, apa yang terjadi?


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×