Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Aktivitas sektor jasa Jepang kembali mencatat pertumbuhan solid pada November 2025, ditopang oleh peningkatan pesanan baru dan membaiknya kepercayaan bisnis.
Hal ini tercermin dari survei S&P Global yang dirilis Rabu (3/12/2025).
Indeks S&P Global Japan Services Purchasing Managers’ Index (PMI) naik tipis menjadi 53,2 pada November dari 53,1 pada Oktober.
Angka ini tetap berada di atas level 50,0, batas antara ekspansi dan kontraksi selama delapan bulan berturut-turut.
Baca Juga: JD.com Siap Guyur Pasar Hong Kong Lewat IPO JDi hingga HK$3,27 Miliar
Permintaan Domestik Jadi Penopang
Subindeks PMI menunjukkan aktivitas sektor jasa terus didorong oleh permintaan domestik yang kuat.
Pesanan baru tercatat meningkat lebih cepat, meskipun penjualan ekspor turun untuk bulan kelima berturut-turut.
Sektor jasa juga mencatat pertumbuhan tenaga kerja tercepat sejak Januari, sejalan dengan tingkat kepercayaan bisnis yang mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Putin Ancam Perang dengan Eropa, Bidik Kapal Tanker Negara Pembantu Ukraina
Tekanan Biaya Naik
Survei mencatat kenaikan harga input terjadi pada laju tercepat dalam enam bulan terakhir.
Biaya tenaga kerja, energi, dan material konstruksi menjadi pendorong utama kenaikan biaya operasional.
Meski begitu, inflasi harga output tercatat melandai dari bulan sebelumnya.
Baca Juga: Prediksi Mr. Wonderful: Bitcoin Bergerak Tipis Meski Bunga The Fed Tetap
Ekonomi Jepang Mulai Membaik
Secara keseluruhan, kondisi ekonomi Jepang menunjukkan perbaikan.
Indeks PMI komposit yang menggabungkan sektor manufaktur dan jasa naik menjadi 52,0 pada November dari 51,5 pada Oktober, menandai ekspansi delapan bulan beruntun.
“Data PMI terbaru menunjukkan ekspansi moderat sektor swasta Jepang, dengan pertumbuhan solid di sektor jasa mengimbangi penurunan kecil pada output manufaktur,” ujar Annabel Fiddes, Economics Associate Director di S&P Global Market Intelligence.
Fiddes menambahkan bahwa paket stimulus ekonomi baru pemerintah Jepang akan menjadi faktor penting ke depan untuk melihat apakah permintaan dan output dapat terus meningkat.
Baca Juga: YouTube Patuh pada Aturan Larangan Medsos untuk Remaja di Australia
Stimulus Besar dari Pemerintah Baru
Pekan lalu, pemerintahan Perdana Menteri Sanae Takaichi meluncurkan paket stimulus jumbo senilai 21,3 triliun yen (US$ 137 miliar).
Kebijakan ini diumumkan setelah ekonomi Jepang mengalami kontraksi pada kuartal Juli–September.













