Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Siapa itu Houthi di Yaman menjadi pertanyaan banyak orang. Pasalnya, Houthi melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Hal ini membuat AS dan Inggris melakukan serangan terhadap pangkalan Houthi di Yaman. AS mengatakan telah berhasil menyerang 28 lokasi pangkalan Houthi dari target sebanyak 60 lokasi.
Dikutip dari BBC.com (15/1/2024), Presiden AS Joe Biden mengatakan, serangan tersebut merupakan respons langsung terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah yang membahayakan perdagangan dan pelayaran global.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, tindakan tersebut perlu dan proporsional untuk melindungi pelayaran global.
Lalu, siapa itu Houthi di Yaman dan kenapa Houthi menyerang kapal-kapal di Laut Merah?
Baca Juga: Mengapa Disebut Laut Merah? Ini Letak, Kedalaman, dan Warna Air Laut Merah
Siapa itu Houthi di Yaman?
Houthi adalah kelompok pemberontak yang didukung oleh Iran yang menganggap Israel sebagai musuh.
Houthi menyatakan diri sebagai bagian dari poros perlawanan yang dipimpin Iran terhadap Israel, Amerika Serikat dan negara-negara Barat bersama dengan kelompok-kelompok bersenjata seperti Hamas dan gerakan Hizbullah di Lebanon.
Dikutip dari BBC.com, Houthi adalah kelompok agama dan politik bersenjata yang memperjuangkan minoritas muslim Syiah di negara bagian Zaidi, Yaman.
Houthi muncul pada tahun 1990-an dan mengambil nama mereka dari mendiang pendiri gerakan tersebut, Hussein al-Houthi.
Baca Juga: Iran Menyerang Target di Irak, Diduga Markas Mossad
Mereka juga menyebut diri mereka sebagai Ansar Allah atau Penolong Agama Allah. Kini, pemimpin Houthi adalah Abdul Malik al-Houthi, saudara Hussein al-Houthi.
Setelah invasi ke Irak yang dipimpin oleh AS pada 2003, kelompok Houthi berpegang pada slogan: "Allah Maha Besar. Kematian bagi AS. Kematian bagi Israel. Terkutuk lah Yahudi, dan kemenangan bagi Islam."
Houthi dibentuk untuk memerangi pemerintahan Presiden Ali Abdullah Saleh yang waktu itu dianggap korup.
Baca Juga: Inggris Menetapkan Hizbut Tahrir Sebagai Kelompok Teroris
Bagaimana Houthi menguasai sebagian besar wilayah Yaman?
Pada awal tahun 2000-an, Houthi melakukan serangkaian pemberontakan melawan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh yang dianggap otoriter.
Pada waktu itu, Houthi ingin menguasai wilayah Utara Yaman.
Selama Arab Spring pada 2011, demonstrasi rakyat Yaman memaksa Presiden Saleh menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabbuh Mansour Hadi.
Namun, pemerintahan Presiden Hadi dirundung permasalahan. Selanjutnya, pada awal 2014, Houthi mendapat dukungan politik yang kuat di Yaman ketika mereka bangkit untuk melawan Abdrabbuh Mansour Hadi.
Mereka membentuk kesepakatan dengan Saleh, yang merupakan mantan musuh mereka, untuk mengembalikan Saleh ke puncak kekuasaan.
Baca Juga: Inggris Menetapkan Hizbut Tahrir Sebagai Kelompok Teroris
Kelompok Houthi pun berhasil menguasai provinsi Saada di utara Yaman. Pada 2015, Houthi berhasil merebut ibu kota Yaman, Sanaa dan sebagian besar wilayah Barat Yaman.
Houthi juga berhasil memaksa Hadi melarikan diri ke luar negeri. Negara tetangga Yaman, Arab Saudi, khawatir Houthi akan mengambil alih Yaman.
Arab Saudi kemudian membentuk koalisi negara-negara Arab untuk menggulingkan Houthi. Namun, serangan udara dan pertempuran darat selama bertahun-tahun belum berhasil mengusir kelompok Houthi dari sebagian besar wilayah yang mereka rebut.
Arab Saudi kini berusaha membuat perjanjian damai dengan Houthi dan gencatan senjata yang ditengahi PBB telah berlaku sejak April 2022.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 160.000 orang. Lebih dari empat juta orang telah mengungsi.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia di Tengah Kekhawatiran ekonomi dan Laut Merah, Selasa (16/1)
Berapa banyak wilayah Yaman yang dikuasai Houthi?
Kelompok Houthi menguasai Sanaa, ibu kota Yaman dan Barat Laut Yaman, termasuk garis pantai Laut Merah.
Sebagian besar penduduk Yaman tinggal di wilayah ini, dan Houthi menjalankan pemerintahan de facto dengan mengumpulkan pajak dan mencetak uang.
Sementara itu, pemerintahan resmi Yaman dipegang oleh Dewan Pimpinan Presiden yang beranggotakan delapan orang, yang mana Presiden Hadi menyerahkan kekuasaannya pada tahun 2022.
Dewan ini berkedudukan di ibu kota Saudi, Riyadh. Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional berbasis di pelabuhan selatan Aden.
Baca Juga: Filipina Akan Mengembangkan Pulau-Pulau di Laut China Selatan
Siapa yang menyokong Houthi?
AS mengatakan, Iran mengizinkan Houthi untuk menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Presiden AS, Joe Biden mengatakan, dia telah mengirimkan pesan ke Iran yang mendesak mereka untuk berhenti menyokong Houthi.
Namun, Iran membantah terlibat dalam serangan itu.
Arab Saudi dan AS mengatakan, Iran telah menyelundupkan senjata termasuk drone, serta rudal jelajah, dan balistik ke Houthi selama perang saudara di Yaman dan melanggar embargo senjata PBB.
Dikatakan bahwa rudal dan drone semacam itu telah digunakan dalam serangan terhadap Arab Saudi, serta sekutunya, Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Gedung Putih Mendesak Israel untuk Mengurangi Serangan di Gaza
Iran membantah memasok senjata kepada kelompok Houthi dan mengatakan pihaknya hanya mendukung mereka secara politik.
Houthi tidak dapat beroperasi pada tingkat ini tanpa senjata, pelatihan, dan intelijen Iran,” kata Dr Elisabeth Kendall, pakar Timur Tengah di Universitas Cambridge.
Menurut Pusat Pemberantasan Terorisme di akademi militer militer AS di West Point, Houthi juga telah menerima pelatihan dan dukungan dari Hizbullah.
Baca Juga: Ekonomi Mengalami Deflasi, Ekspor China Anjlok
Mengapa Houthi menyerang kapal-kapal Laut Merah?
Houthi menyerang kapal-kapal di Laut Merah untuk melemahkan Israel. Menyusul dimulainya perang di Jalur Gaza, Houthi mulai menembakkan drone dan rudal ke arah Israel.
Pada 19 November, Houthi membajak sebuah kapal komersial di Laut Merah dan sejak itu menyerang lebih dari dua lusin kapal lainnya dengan drone, rudal, dan speed boat.
Pasukan angkatan laut pimpinan AS menggagalkan banyak serangan tersebut.
Kelompok Houthi mengatakan mereka menargetkan kapal-kapal milik Israel, berbendera atau dioperasikan, atau yang sedang menuju pelabuhan Israel.
Baca Juga: Semakin Banyak Kapal Tanker Menghindari Laut Merah, Setelah AS-Inggris Serang Houthi
Hal ini membuat perusahaan-perusahaan pelayaran besar telah berhenti melewati Laut Merah.
Padahal Laut Merah adalah jalur yang dilalui hampir 15% perdagangan global melalui laut dan sebagai gantinya menggunakan rute yang lebih panjang di sekitar Afrika bagian selatan.
Demikian penjelasan mengenai siapa itu Houthi di Yaman dan kenapa Houthi menyerang kapal-kapal di Laut Merah.