kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Studi: Virus corona kemungkinan sudah menyebar pada manusia selama beberapa dekade


Senin, 30 Maret 2020 / 09:18 WIB
Studi: Virus corona kemungkinan sudah menyebar pada manusia selama beberapa dekade
ILUSTRASI. Pasangan berciuman dengan mengenakan masker di Roma. Sebuah studi memperkirakan virus corona kemungkinan sudah menyebar pada manusia selama beberapa dekade. REUTERS/Yara Nardi TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Sebuah studi baru oleh sejumlah ahli virus di dunia menyebut virus corona yang menyebabkan Covid-19 mungkin telah menyebar di antara manusia secara diam-diam selama bertahun-tahun. Atau bahkan beberapa dekade sebelum wabah ini tiba-tiba yang memicu krisis kesehatan global seperti sekarang.

Dilansir dari South China Morning Post, para peneliti dari Amerika Serikat, Inggris dan Australia melihat tumpukan data yang dirilis oleh para ilmuwan di seluruh dunia untuk melihat petunjuk tentang masa lalu evolusi virus corona.

Baca Juga: Tingkat kematian corona meningkat, Malaysia tahan 649 orang yang langgar lockdown

Mereka pun menemukan bahwa virus corona ini mungkin telah membuat lompatan dari hewan ke manusia jauh sebelum deteksi pertama di China, tepatnya di tengah kota Wuhan.

Meskipun ada kemungkinan lain, para ilmuwan mengatakan virus corona membawa mutasi unik yang tidak ditemukan pada hewan yang dicurigai sebagai inang. Tetapi kemungkinan terjadi selama infeksi kluster kecil yang berulang pada manusia.

Penelitian ini dilakukan oleh Kristian Andersen dari Scripps Research Institute di California, Andrew Rambaut dari University of Edinburgh di Skotlandia, Ian Lipkin dari Columbia University di New York, Edward Holmes dari University of Sydney, dan Robert Garry dari Tulane University di New Orleans ini, diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature Medicine pada 17 Maret.

Dr Francis Collins, Direktur di Institut Kesehatan Nasional AS, yang tidak terlibat dalam penelitian itu, mengatakan studi itu menyarankan skenario yang memungkinkan di mana virus corona disilangkan dari hewan ke manusia sebelum menjadi mampu menyebabkan penyakit pada manusia.

Baca Juga: Xi Jinping kunjungi Zhejiang, China sampaikan pesan siap bangun lagi ekonominya

“Kemudian, sebagai akibat dari perubahan evolusioner bertahap selama bertahun-tahun atau bahkan beberapa dekade, virus akhirnya memperoleh kemampuan untuk menyebar dari manusia ke manusia dan menyebabkan penyakit serius, yang sering kali mengancam jiwa,” katanya.

Pada bulan Desember, para dokter di Wuhan mulai memperhatikan peningkatan jumlah orang yang menderita pneumonia misterius. Tes untuk flu dan patogen lainnya kembali negatif. 

Sebuah tim dari Institut Virologi Wuhan yang dipimpin oleh Shi Zhengli melacak asal-usulnya ke virus kelelawar yang ditemukan di gua gunung dekat perbatasan China-Myanmar.

Baca Juga: Kasus impor corona capai 693 kasus, China waspada serangan gelombang dua

Kedua virus tersebut berbagi lebih dari 96% gen mereka, tetapi virus kelelawar tidak dapat menginfeksi manusia. Virus ini tidak memiliki protein untuk mengikat dengan reseptor dalam sel manusia.

Coronavirus dengan protein serupa kemudian ditemukan di trenggiling Malaya oleh tim terpisah dari Guangzhou dan Hong Kong, yang membuat beberapa peneliti percaya bahwa rekombinasi genom telah terjadi antara virus kelelawar dan trenggiling.

Tetapi menurut Andersen dan rekan-rekannya, strain baru atau SARS-Cov-2, memiliki mutasi pada gennya yang dikenal sebagai situs pembelahan polibas yang tidak terlihat dalam virus corona yang ditemukan pada kelelawar atau trenggiling.

Baca Juga: Inggris dikabarkan marah besar dengan China soal penanganan covid-19
 
Mutasi ini, menurut penelitian terpisah oleh para peneliti dari China, Prancis dan AS, dapat menghasilkan struktur unik dalam protein virus untuk berinteraksi dengan furin, enzim yang didistribusikan secara luas dalam tubuh manusia. 

Hal ini kemudian dapat memicu perpaduan dari selubung virus dan membran sel manusia ketika mereka bersentuhan satu sama lain.

Beberapa virus manusia termasuk HIV dan Ebola memiliki situs pembelahan mirip furin, yang membuat mereka bisa menular.

Baca Juga: Kata Pakar, Kematian Akibat Virus Corona di AS Bisa Mencapai 200.000 Jiwa

Ada kemungkinan bahwa mutasi terjadi secara alami pada virus yang ada di hewan inang. Sars dan Mers misalnya, diyakini merupakan keturunan langsung dari spesies yang ditemukan pada musang dan unta yang memiliki 99% kesamaan genetik.

"Ada kemungkinan bahwa leluhur dari SARS-CoV-2 melompat ke manusia, memperoleh fitur genom yang dijelaskan di atas melalui adaptasi selama transmisi manusia-ke-manusia yang tidak terdeteksi," kata kata para peneliti di laporan tersebut.

"Setelah diperoleh, adaptasi ini akan memungkinkan pandemi lepas landas dan menghasilkan sekelompok kasus yang cukup besar untuk memicu sistem pengawasan yang mendeteksi hal itu," lanjut para peneliti.

Baca Juga: China mulai waspada gelombang kedua penyebaran virus corona



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×