kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.015   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.263   -61,51   -0,84%
  • KOMPAS100 1.096   -11,30   -1,02%
  • LQ45 861   -4,44   -0,51%
  • ISSI 222   -3,25   -1,45%
  • IDX30 441   -2,49   -0,56%
  • IDXHIDIV20 530   -2,78   -0,52%
  • IDX80 125   -1,38   -1,09%
  • IDXV30 130   -1,10   -0,84%
  • IDXQ30 146   -0,78   -0,53%

Tahukah Anda? Puasa Intermiten bisa Berdampak Negatif bagi Pertumbuhan Rambut


Senin, 16 Desember 2024 / 10:57 WIB
Tahukah Anda? Puasa Intermiten bisa Berdampak Negatif bagi Pertumbuhan Rambut
ILUSTRASI. Puasa intermiten atau intermittent fasting adalah pola makan yang melibatkan siklus antara periode makan dan tidak makan.


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Puasa intermiten atau intermittent fasting adalah pola makan yang melibatkan siklus antara periode makan dan tidak makan.

Metode ini telah lama dipraktikkan dalam berbagai budaya dan agama, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, banyak yang mengadopsinya sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

Meskipun puasa intermiten dikenal memiliki manfaat, seperti penurunan berat badan dan pengurangan peradangan, sebuah studi terbaru mengungkapkan potensi dampaknya terhadap regenerasi rambut.

Baca Juga: 2024 Diprediksi Menjadi Tahun Pertama Pemanasan Global Melebihi 1,5°C

Studi Terkini: Dampak Puasa Intermiten pada Regenerasi Rambut

Dikutip dari sciencealert, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat memperlambat regenerasi rambut, setidaknya pada tikus.

Penelitian ini dipimpin oleh Bing Zhang, seorang ahli biologi sel punca dari Universitas Westlake, Zhejiang, Tiongkok. Selain uji coba pada tikus, penelitian ini juga mencakup studi kecil pada manusia yang menunjukkan hasil serupa.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini membagi tikus ke dalam tiga kelompok:

  1. Kelompok kontrol: Tikus diberikan akses makanan tanpa batas.
  2. Kelompok puasa berbasis waktu: Tikus diberikan makanan hanya selama 8 jam per hari dan berpuasa selama 16 jam.
  3. Kelompok puasa selang-seling: Tikus bergantian antara hari makan dan hari tanpa makan.

Setelah bulu tikus dicukur, para peneliti memantau pertumbuhan kembali bulu selama 30 hingga 96 hari. Hasil menunjukkan bahwa tikus dalam kelompok puasa mengalami regenerasi rambut yang lebih lambat dibandingkan kelompok kontrol.

Baca Juga: Penelitian Mengungkapkan Bermain Video Game Dapat Meningkatkan IQ Anak

Temuan Utama

  1. Regenerasi rambut yang terhambat
    Tikus dalam kelompok kontrol berhasil menumbuhkan kembali sebagian besar rambut dalam waktu 30 hari. Sebaliknya, tikus yang menjalani puasa masih menunjukkan pertumbuhan rambut yang tidak lengkap hingga hari ke-96.

  2. Dampak pada sel punca folikel rambut (HFSCs)
    Sel punca folikel rambut (HFSCs) memiliki peran penting dalam regenerasi rambut. Dalam kondisi puasa, HFSCs menunjukkan tingkat apoptosis (kematian sel terprogram) yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan, akibat perpindahan sumber energi dari glukosa ke lemak selama puasa.

  3. Akumulasi asam lemak bebas
    Selama puasa, jaringan adiposa melepaskan asam lemak bebas yang masuk ke HFSCs. Sayangnya, sel-sel ini tidak memiliki mekanisme yang memadai untuk memanfaatkan asam lemak tersebut, yang akhirnya memicu akumulasi radikal oksigen reaktif (ROS).

  4. Peran antioksidan
    Ketika kapasitas antioksidan pada HFSCs ditingkatkan secara genetik atau dengan aplikasi topikal vitamin E, sel-sel ini menjadi lebih tahan terhadap apoptosis akibat puasa.

Studi pada Manusia

Studi kecil melibatkan 49 peserta dewasa muda sehat yang dibagi ke dalam kelompok puasa berbasis waktu (18 jam puasa setiap hari) dan kelompok kontrol. Hasil awal menunjukkan bahwa kelompok puasa mengalami pertumbuhan rambut yang lebih lambat.

Namun, para peneliti menekankan bahwa temuan ini memerlukan studi lanjutan dengan sampel yang lebih besar untuk memastikan dampaknya pada manusia.

Baca Juga: Penelitian Ungkap Kekuatan Mengejutkan di Balik Sisik Kepala Buaya yang Aneh

Implikasi Penemuan ini

Meskipun puasa intermiten dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan, temuan ini menunjukkan adanya efek samping yang tidak terduga, terutama pada regenerasi rambut.

Para peneliti menggarisbawahi bahwa metabolisme tikus jauh lebih cepat dibandingkan manusia, sehingga dampaknya mungkin lebih ringan pada manusia.

Namun, tetap diperlukan kehati-hatian, terutama bagi individu yang sudah memiliki masalah rambut.

Tim peneliti merencanakan studi lebih lanjut untuk memahami bagaimana puasa memengaruhi jaringan lain, termasuk penyembuhan luka pada kulit.

Selain itu, mereka juga berupaya mengidentifikasi metabolit yang dapat membantu kelangsungan hidup HFSCs selama puasa dan mendorong pertumbuhan rambut.

Selanjutnya: 3 Faktor Utama Pemicu Gunung Berapi Meleltus dan Dampaknya

Menarik Dibaca: The New Tribeca Buka di Central Park Mall, Tempat Baru untuk Kuliner dan Relaksasi



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×