Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. China berusaha menggerogoti wilayah Taiwan dan menciptakan keadaan normal baru melalui latihan militer dan tindakan lainnya untuk memberikan tekanan, yang merupakan masalah yang menjadi perhatian global, kata Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-lung, pada hari Kamis.
China, yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, mengadakan latihan perang selama dua hari di sekitar pulau itu pekan lalu tak lama setelah pelantikan Presiden baru Taiwan, Lai Ching-te, yang oleh Beijing disebut sebagai “separatis”.
Meskipun latihan tersebut secara resmi telah berakhir, aktivitas militer Tiongkok belum berhenti. Taiwan melaporkan bahwa pada hari Rabu, pesawat tempur dan kapal perang Tiongkok melakukan patroli kesiapan tempur bersama.
Baca Juga: China Siapkan Armada Feri untuk Serang Taiwan
“Tekanan komunis China terhadap Taiwan mencakup berbagai aspek, terutama secara diplomatis,” kata Lin kepada wartawan di parlemen sebelum menjawab pertanyaan anggota parlemen.
Taiwan menghadapi banyak hambatan dalam upayanya untuk berpartisipasi dalam organisasi internasional, seperti pertemuan besar Organisasi Kesehatan Dunia minggu ini yang tidak dapat diikutinya, tambah Lin.
Tekanan China membuat Taiwan tidak bisa ikut serta dalam sebagian besar badan internasional. China menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya yang tidak mempunyai hak untuk menjadi negara, sebuah posisi yang ditolak keras oleh pemerintah di Taipei.
Lin menyoroti tindakan lain yang dilakukan Tiongkok, seperti secara sepihak membuka rute udara baru di dekat pulau-pulau yang dikuasai Taiwan di dekat pantai Tiongkok, dan mengirim kapal penjaga pantai ke pantai timur Taiwan selama latihan minggu lalu.
Baca Juga: China Mengakhiri Latihan Perang Mengepung Taiwan 62 Pesawat dan 27 Kapal Terlibat
“Komunis Tiongkok terus mengubah status quo,” katanya. “Mereka menciptakan keadaan normal yang baru, terus menekan di setiap tahap, mencoba menggerogoti dan mencaplok kita.”
Kantor Urusan Taiwan China, pada konferensi pers rutinnya pada hari Rabu, mengulangi daftar keluhannya mengenai Lai sebagai pendukung berbahaya kemerdekaan resmi Taiwan, dan mengancam akan melanjutkan aktivitas militer China.
Lai telah berulang kali menawarkan perundingan dengan China namun selalu ditolak. Ia juga menegaskan bahwa rakyat Taiwan dapat menentukan masa depan mereka sendiri. Tiongkok menyatakan bahwa Taiwan adalah murni masalah internal.
Lin mengatakan stabilitas adalah kepentingan semua pihak. “Masalah lintas selat bukan hanya soal selat saja, tapi juga masalah regional, bahkan global,” tambahnya.
Baca Juga: China Luncurkan Latihan Perang Hukuman di Sekitar Taiwan
Pemerintah di Taipei menegaskan bahwa Taiwan sudah menjadi negara merdeka, yaitu Republik Tiongkok. Pemerintah Republik melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah perang saudara dengan Komunis Mao Zedong yang mendirikan Republik Rakyat Tiongkok.