kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.106   9,09   0,13%
  • KOMPAS100 1.062   0,11   0,01%
  • LQ45 836   0,28   0,03%
  • ISSI 215   0,22   0,10%
  • IDX30 427   0,57   0,13%
  • IDXHIDIV20 515   1,62   0,31%
  • IDX80 121   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,18   -0,14%
  • IDXQ30 143   0,25   0,18%

Taliban kepada mantan pejabat: Jangan panik dan kembali bekerja


Rabu, 25 Agustus 2021 / 06:40 WIB
Taliban kepada mantan pejabat: Jangan panik dan kembali bekerja
ILUSTRASI. Anggota Taliban berdiri di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KABUL. Ashraf Haidari, seorang ekonom di kementerian keuangan Aghan, sedang menunggu dengan cemas di rumah ketika ada telepon dari Taliban. Seorang komandan Taliban memerintahkannya kembali bekerja sehingga dia bisa membantu menjalankan negara begitu "orang asing yang gila" pergi.

Melansir Reuters, seperti ribuan orang lain yang bekerja untuk pemerintahan yang didukung Barat, yang tersapu oleh penaklukan kilat militan Islam di Afghanistan, Haidari khawatir dia mungkin menjadi korban pembalasan Taliban.

Namun yang terjadi, seorang komandan Taliban mendesak Haidari untuk kembali ke kementeriannya di mana dia bekerja mengalokasikan dana ke 34 provinsi negara itu.

“Dia mengatakan jangan panik atau mencoba bersembunyi, para pejabat membutuhkan keahlian Anda untuk menjalankan negara kami setelah orang asing gila pergi,” jelas Haidari, 47 tahun, kepada Reuters.

Baca Juga: PM Inggris: G7 setuju Taliban harus mengizinkan keberangkatan setelah 31 Agustus

Untuk menyesuaikan dengan norma-norma pemerintahan Taliban sebelumnya, ketika mereka secara brutal menerapkan interpretasi ketat terhadap hukum Islam, Haidari pun menumbuhkan janggut. Setelah panggilan telepon pada hari Minggu, dia menukar jasnya dengan jubah tradisional Afghanistan untuk bertemu dengan bos barunya.

Reuters berbicara dengan tiga pejabat tingkat menengah lainnya di kementerian keuangan dan bank sentral Afghanistan yang mengatakan bahwa mereka telah diberitahu oleh Taliban untuk kembali bekerja, karena negara itu menghadapi pergolakan ekonomi dan kekurangan uang tunai.

Sohrab Sikandar, yang bekerja di departemen pendapatan kementerian keuangan, mengatakan dia belum melihat rekan perempuannya sejak dia kembali ke kantor.

Baca Juga: Kekhawatiran akan kembangkitan Al-Qaeda pasca Taliban kuasai Afganistan mengemuka

Selama pemerintahan Taliban 1996-2001, perempuan tidak bisa bekerja, harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar rumah.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×