CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Tolak Invasi ke Ukraina, Ribuan Orang Turun ke Jalan di Kota-Kota Rusia


Jumat, 25 Februari 2022 / 12:56 WIB
Tolak Invasi ke Ukraina, Ribuan Orang Turun ke Jalan di Kota-Kota Rusia
ILUSTRASI. Tentara mengendarai kendaraan lapis baja dengan huruf Z, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina, di Kota Armyansk, Krimea, 24 Februari 2022. REUTERS/Stringer.


Sumber: Al Jazeera,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - ST PETERSBURG. “Tidak untuk berperang!” teriak pengunjuk rasa yang sebagian besar anak muda Rusia yang berkumpul di Nevsky Prospekt, jalan utama di St Petersburg, pada Kamis (24/2) malam, menolak invasi ke Ukraina.

Pada malam hari, ketika orang Ukraina melarikan diri dari negara mereka di tengah invasi Rusia, ribuan orang di negeri beruang merah, di mana protes dibatasi dengan ketat, berkumpul dalam solidaritas menentang invasi ke Ukraina

“Saya tidak punya kata-kata, hanya menjijikkan,” kata seorang wanita muda dalam demo di St Petersburg kepada Al Jazeera. “Apa yang harus dikatakan? Kami merasakan ketidakberdayaan, kesedihan”.

Dia termasuk di antara ribuan orang Rusia di beberapa kota yang turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Tetapi, ratusan orang ditangkap dalam aksi protes itu.

Di St Petersburg, pengunjuk rasa mulai berkumpul di luar arena perbelanjaan Gostiny Dvor yang bersejarah sekitar pukul 19.00 waktu setempat Suasana tegang, dengan beberapa orang menangis berlatar belakang barikade polisi.

Baca Juga: Invasi Rusia Hari Kedua: Ukraina Tembak Jatuh Sebuah Pesawat Musuh di Atas Kyiv

Seorang wanita mengangkat buket balon dengan warna bendera Ukraina. Kerumunan tampaknya kurang percaya diri bahwa protes langka mereka akan mengubah apa pun, tapi unjuk rasa itu bersifat katarsis bagi sebagian orang.

“Setidaknya saya tidak malu berada di sini,” ujar seorang pria. "Saya sangat malu pagi ini (atas invasi Rusia ke Ukraina)".

"Harapan? Satu-satunya harapan adalah kami. Selagi kami di sini, masih ada harapan,” tambah salah satu peserta yang lebih optimis.

Rusia melanjutkan invasi di Ukraina

Ketika unjuk rasa dimulai, polisi sudah berada di posisinya, dengan pasukan anti-huru hara OMON yang lengkap dengan pelindung tubuh, helm, dan pentungan, berdiri di dekat bus yang dibawa untuk membawa para demonstran pergi.

Seorang polisi dengan pengeras suara berjalan berkeliling, memperingatkan bahwa ini adalah demonstrasi yang tidak sah dan siapa pun yang hadir berisiko ditangkap serta dituntut.

Baca Juga: Mengapa Vladimir Putin Menyerang Ukraina? Ini Alasannya


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×