Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Ketegangan Berlanjut Meski Ada Kesepakatan Sementara
Kesepakatan 90 hari itu rapuh. Trump menuduh China melanggar kesepakatan dan memperketat pembatasan ekspor teknologi ke China serta menaikkan tarif baja dan aluminium menjadi 50%.
China membantah dan mengancam tindakan balasan.
AS menganggap China sebagai rival geopolitik utama dan satu-satunya negara yang mampu menantang kekuatan ekonomi dan militer AS.
Meski begitu, Trump tetap mengagumi Xi, termasuk ketegasan dan kemampuannya bertahan di kekuasaan tanpa batasan masa jabatan seperti presiden AS.
Baca Juga: Airlangga: Indonesia-AS Lanjutkan Negosiasi Putaran Kedua Tarif Trump Pekan Depan
Pentingnya Komunikasi Tingkat Tinggi
China mengatakan panggilan Kamis dilakukan atas permintaan Trump. Kedua pemimpin terakhir berbicara pada 17 Januari 2017, menjelang pelantikan Trump, namun Trump mengklaim telah berbicara dengan Xi sejak menjabat tanpa menyebut waktu dan isi percakapan.
“Pemimpin-pemimpin ini perlu berbicara langsung untuk mengurai kebuntuan yang sulit diselesaikan oleh pejabat tingkat rendah,” kata Dr. Michael Tan, pengamat kebijakan luar negeri.
Pembicaraan ini diawasi ketat oleh investor karena ketidakpastian perang dagang dapat mengganggu pendapatan perusahaan dan rantai pasok, terutama menjelang musim belanja Natal.