kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.236   -4,00   -0,02%
  • IDX 7.041   36,04   0,51%
  • KOMPAS100 1.027   6,95   0,68%
  • LQ45 785   5,64   0,72%
  • ISSI 230   0,68   0,29%
  • IDX30 405   3,58   0,89%
  • IDXHIDIV20 470   4,70   1,01%
  • IDX80 115   0,73   0,64%
  • IDXV30 117   0,81   0,70%
  • IDXQ30 130   1,01   0,78%

Trump Kenakan Tarif 50% untuk Brasil, Perintahkan Investigasi Praktik Dagang Tak Adil


Kamis, 10 Juli 2025 / 05:40 WIB
Trump Kenakan Tarif 50% untuk Brasil, Perintahkan Investigasi Praktik Dagang Tak Adil
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melancarkan perang dagangnya, kali ini menargetkan Brasil.. REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/BRUSSELS. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melancarkan perang dagangnya, kali ini menargetkan Brasil.

Pada Rabu (9/7), Trump mengumumkan tarif sebesar 50% atas ekspor Brasil ke AS, serta memerintahkan penyelidikan atas dugaan praktik dagang tidak adil oleh negara Amerika Latin terbesar itu.

Dalam surat tarif kepada Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Trump menetapkan tarif tersebut mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 jauh lebih tinggi dari bea masuk 10% yang diberlakukan pada 2 April lalu.

Baca Juga: Pemerintah Pertimbangkan Permintaan Trump Bangun Basis Produksi Indonesia di AS

Ia juga mengecam keras "perburuan penyihir" terhadap mantan presiden Brasil, Jair Bolsonaro, yang beraliran sayap kanan.

Trump menuding Brasil telah melakukan serangan terhadap kebebasan berpendapat dan pemilu yang bebas, serta mengeluarkan "perintah sensor RAHASIA dan MELAWAN HUKUM kepada platform media sosial AS."

Sebagai respons, ia memerintahkan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) membuka investigasi berdasarkan Section 301 dari Undang-Undang Perdagangan 1974, yang berpotensi menambah beban tarif atas ekspor Brasil ke AS.

Langkah ini diumumkan saat pemerintahan Trump disebut-sebut sedang mendekati kesepakatan dagang dengan Uni Eropa, mitra dagang terbesar AS.

Sebelumnya, Trump juga telah mengirimkan pemberitahuan tarif kepada tujuh mitra dagang minor, termasuk bea masuk 20% atas barang dari Filipina, 30% dari Sri Lanka, Aljazair, Irak, dan Libya, serta 25% dari Brunei dan Moldova.

Negara-negara tersebut hanya menyumbang sekitar US$15 miliar dari total impor AS pada 2024.

Baca Juga: Pemerintah Pertimbangkan Permintaan Trump Bangun Basis Produksi Indonesia di AS

Sementara itu, Brasil merupakan mitra dagang ke-15 terbesar bagi AS dengan total perdagangan dua arah senilai US$92 miliar pada 2024, dan surplus perdagangan langka senilai US$7,4 miliar untuk AS.

Meski demikian, Trump tetap menyebut hubungan dagang dengan Brasil sebagai "sangat tidak adil".

Surat kepada Lula menggunakan bahasa serupa dengan surat-surat sebelumnya, termasuk yang ditujukan kepada Korea Selatan dan Jepang, yang juga terkena tarif 25% mulai 1 Agustus kecuali jika dicapai kesepakatan terlebih dahulu.

Trump juga baru-baru ini mengumumkan tarif 50% atas impor tembaga dan berencana memberlakukan tarif untuk semikonduktor dan farmasi.

Rentetan kebijakan tarif ini telah menciptakan ketidakpastian global dan menunda pengambilan keputusan bisnis.

Baca Juga: Ekspor Industri Manufaktur Indonesia Bisa Tertekan Tarif 32% dari Donald Trump

Perkembangan Negosiasi dengan Uni Eropa

Trump menyebut perundingan dengan China dan Uni Eropa berjalan positif, dan menambahkan bahwa ia akan mengumumkan tarif ekspor untuk Eropa "kemungkinan" dalam dua hari.

"Mereka memperlakukan kita sangat buruk sebelumnya, tapi sekarang mereka jauh lebih kooperatif. Seperti dunia yang berbeda," kata Trump.

Kepala Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, mengatakan kemajuan telah dicapai dalam pembentukan kerangka kerja perjanjian dagang, dan kesepakatan bisa saja dicapai dalam beberapa hari ke depan.

Ia berharap tambahan waktu hingga 1 Agustus, dari sebelumnya 9 Juli, akan membantu negosiator menyelesaikan tugas mereka.

Baca Juga: Menko Airlangga Diminta Batalkan Negosiasi Tarif Impor Trump

Namun, Menteri Ekonomi Italia Giancarlo Giorgetti menyebut perundingan masih "sangat rumit" dan bisa berlangsung hingga tenggat waktu.

Pejabat UE dan sumber industri otomotif menyebutkan bahwa negosiasi melibatkan sejumlah langkah untuk melindungi industri otomotif Eropa, termasuk potensi pemangkasan tarif, kuota impor, serta skema kredit terhadap nilai ekspor produsen mobil Eropa ke AS.

Tarif Tertinggi Sejak 1934

Pasar saham relatif tenang merespons pengumuman tarif baru Trump, sementara yen Jepang masih melemah usai Jepang terkena bea masuk baru.

Berdasarkan estimasi Yale Budget Lab, tarif efektif yang dibayarkan konsumen AS kini naik menjadi 17,6%, dari sebelumnya 15,8%, atau yang tertinggi sejak 1934.

Pemerintahan Trump mengklaim tarif tersebut sebagai sumber pendapatan signifikan. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut bahwa AS telah mengumpulkan sekitar US$100 miliar dari tarif, dan berpotensi mencapai US$300 miliar hingga akhir tahun ini.

Trump sebelumnya menjanjikan "90 kesepakatan dalam 90 hari" setelah mengumumkan sederet tarif berdasarkan negara sejak awal April.

Baca Juga: Siap-Siap! Trump Sampaikan Pengumuman Penting soal Tarif Perdagangan, Rabu Waktu AS

Namun sejauh ini baru dua kesepakatan yang tercapai, yakni dengan Inggris dan Vietnam. Ia juga menyatakan kesepakatan dengan India hampir selesai.

Sementara itu, Gubernur Massachusetts Maura Healey dari Partai Demokrat mengecam Trump karena "perang dagang yang gagal".

"Presiden Trump terpilih untuk menurunkan biaya hidup, tapi yang ia lakukan hanyalah menaikkan harga dan menyulitkan dunia usaha," tegas Healey.

Selanjutnya: Dana BSU 2025 Belum Cair Meski Sudah Lolos Verifikasi, Cek 3 Alasannya

Menarik Dibaca: 35 Ide Caption Twibbon MPLS 2025 Penuh Semangat Baru dan Kreatif




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×