Sumber: Associate Press,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Selama dua dekade terakhir, China telah menjadi produsen kapal nomor satu dunia, dengan galangan kapal terbesar yang menangani proyek komersial dan militer.
Tahun lalu saja, galangan kapal China membangun lebih dari 1.000 kapal niaga, sementara AS hanya memproduksi kurang dari 10 kapal, menurut data analis industri dan militer.
Untuk kapal AS yang bersandar di pelabuhan China mulai 14 Oktober, tarif awal ditetapkan 400 yuan (sekitar US$56) per tonase bersih, dan akan naik secara bertahap menjadi:
- 640 yuan (US$89,8) mulai 17 April 2026,
- 880 yuan (US$123,5) mulai 17 April 2027, dan
- 1.120 yuan (US$157,2) mulai 17 April 2028.
Ketegangan Memuncak Menjelang Akhir Truce Dagang
Ketegangan antara AS dan China kembali meningkat sejak September, dengan kedua negara berjuang melanjutkan gencatan dagang 90 hari yang dimulai 11 Agustus dan berakhir sekitar 9 November 2025.
Tarif balasan yang diberlakukan tahun ini telah memangkas tajam impor produk pertanian dan energi AS ke China.
Seorang pedagang minyak nabati internasional mengatakan:
“Langkah ini menunjukkan bahwa China masih kesal terhadap AS. Mereka tak akan membuka keran impor pertanian AS dalam waktu dekat. Kalau sedang mencoba berdamai, Anda tidak akan mengambil langkah seperti ini.”
Tonton: Perusahaan AS Ramai-Ramai Pindahkan Investasi dari China
Para analis memperkirakan China akan mencari pasokan kedelai dari sumber non-AS, seiring rencana pertemuan Xi Jinping dan Donald Trump di sela-sela KTT APEC di Korea Selatan akhir bulan ini.