kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Ultimatum China ke Pemberontak Myanmar Bisa Ancam Suplai Global Tanah Jarang Berat


Rabu, 09 Juli 2025 / 08:00 WIB
Ultimatum China ke Pemberontak Myanmar Bisa Ancam Suplai Global Tanah Jarang Berat
ILUSTRASI. Pasokan global tanah jarang jenis berat sebagian tergantung pada hasil pertempuran selama berbulan-bulan antara tentara pemberontak dan junta militer yang didukung Tiongkok di perbukitan Myanmar utara. REUTERS/David Becker


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pasokan global tanah jarang jenis berat sebagian tergantung pada hasil pertempuran selama berbulan-bulan antara tentara pemberontak dan junta militer yang didukung Tiongkok di perbukitan Myanmar utara.

Reuters memberitakan, Tentara Kemerdekaan Kachin di Myanmar sejak Desember telah memerangi junta di kota Bhamo, kurang dari 100 km (62 mil) dari perbatasan Tiongkok, sebagai bagian dari perang saudara yang meletus setelah kudeta militer tahun 2021.

Hampir setengah dari pasokan tanah jarang berat dunia diekstraksi dari tambang di negara bagian Kachin, termasuk yang berada di utara Bhamo, kota garnisun yang sangat penting secara strategis. 

Mereka kemudian dikirim ke Tiongkok untuk diproses menjadi magnet yang menggerakkan kendaraan elektronik dan turbin angin.

Menurut tiga sumber Reuters yang mengetahui masalah tersebut, Tiongkok, yang hampir memonopoli pemrosesan tanah jarang berat, mengancam akan menghentikan pembelian mineral yang ditambang di wilayah yang dikuasai KIA kecuali milisi berhenti berusaha merebut kendali penuh Bhamo. 

Ultimatum yang dikeluarkan oleh pejabat Tiongkok kepada KIA dalam sebuah pertemuan awal tahun ini, yang dilaporkan oleh Reuters untuk pertama kalinya, menggarisbawahi bagaimana Beijing menggunakan kendalinya atas mineral tersebut untuk memajukan tujuan geopolitiknya. 

Baca Juga: Jepang Temukan Harta Karun Logam Tanah Jarang di Dasar Laut, Siap Tantang China?

Salah satu orang tersebut, seorang pejabat KIA, mengatakan permintaan Tiongkok diajukan pada bulan Mei, tanpa merinci di mana diskusi tersebut berlangsung. 

Sumber lain, seorang komandan KIA, mengatakan Beijing diwakili oleh pejabat kementerian luar negeri dalam pembicaraan tersebut. 

Reuters tidak dapat memastikan apakah Tiongkok telah melaksanakan ancamannya. 

Pertempuran di wilayah tersebut telah membatasi operasi penambangan dan ekspor tanah jarang dari Myanmar telah anjlok tahun ini. Tiongkok membuat takut rantai pasokan global musim semi ini ketika membatasi ekspor mineral sebagai balasan terhadap tarif Presiden AS Donald Trump. 

Sekarang, Tiongkok menggunakan dominasinya untuk menopang junta Myanmar yang terkepung, yang dianggap Tiongkok sebagai penjamin kepentingan ekonominya di wilayahnya sendiri.

Baca Juga: Siapa Penguasa Logam Tanah Jarang Dunia? Inilah 10 Negara Penghasil Terbesarnya

Kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan dalam menanggapi pertanyaan Reuters bahwa mereka tidak mengetahui secara spesifik pembahasan dengan KIA.

"Gencatan senjata dini dan pembicaraan damai antara militer Myanmar dan Tentara Kemerdekaan Kachin merupakan kepentingan bersama Tiongkok dan Myanmar serta rakyat mereka," kata juru bicara kementerian.

Seorang jenderal senior KIA tidak menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.

Pejabat KIA, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah sensitif, mengatakan Beijing juga menawarkan hal lain. Yakni, perdagangan lintas batas yang lebih besar dengan wilayah yang dikuasai KIA jika milisi menghentikan upaya untuk merebut Bhamo, pusat logistik bagi junta yang merupakan rumah bagi sekitar 166.000 orang.

"Dan jika kami tidak menerimanya, mereka akan memblokir ekspor dari Negara Bagian Kachin, termasuk mineral tanah jarang," kata pejabat itu, yang tidak merinci konsekuensi dari blokade ekonomi.

Tonton: Ekspor Rare Earth China Belum Normal, Stok Masih Menumpuk di Gudang

Sementara itu, menurut David Mathieson, analis independen yang berfokus pada Myanmar, Beijing tidak berusaha menyelesaikan perang saudara yang lebih luas. Melainkan ingin pertempuran mereda untuk memajukan kepentingan ekonominya.

"Tekanan Tiongkok merupakan pendekatan yang lebih umum untuk meredakan konflik," ujarnya.

Selanjutnya: IHSG Naik, Ditopang Euforia IPO di Tengah Ketidakpastian Tarif Trump

Menarik Dibaca: Struktur Atap Terbuka Jadi Tren Baru di Area Semi-Outdoor




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×