Sumber: The Street | Editor: Noverius Laoli
Sejak Musk mengakuisisi Twitter, dia terus berkonflik dengan karyawan dan pengiklan perusahaan. Dia memecat 50% staf, termasuk CEO dan CFO.
Ratusan lagi meninggalkan perusahaan setelah Musk menetapkan tenggat waktu bagi mereka untuk berkomitmen pada jam kerja yang panjang, kerja akhir pekan dan sikap "hardcore", atau pergi.
Sekarang, Musk telah meluncurkan pertarungan dengan Apple karena dia tidak menyukai biaya yang dikenakan raksasa teknologi tersebut untuk pembelian yang dilakukan dalam aplikasi yang didistribusikan di toko aplikasinya dengan potongan 30%.
Dalam perseteruan terbarunya, Musk menuduh Apple membuat ancaman untuk "menahan" Twitter dari tokonya untuk aplikasi iOS, tetapi tidak menyebutkan alasannya.
Baca Juga: Warren Buffett Kembali Bagi-bagi Saham ke 4 Badan Amal, Nilainya Rp 11,8 Triliun
Musk juga men-tweet bahwa Apple "kebanyakan berhenti beriklan" di platform media sosial.
Saham Apple tetap menjadi yang teratas yang dimiliki Berkshire Hathaway dan jumlah saham tidak berubah selama kuartal tersebut. Berkshire memiliki 895 juta saham Apple yang merupakan 40% dari portofolio.
CEO Apple Tim Cook mengatakan kepada CBS News pada 15 November bahwa moderasi konten di Twitter untuk ujaran kebencian sangat penting.
"Mereka mengatakan bahwa mereka akan terus moderat," katanya. "Saya mengandalkan mereka untuk terus melakukan itu."
Twitter diakuisisi oleh Musk seharga US$ 44 miliar pada 27 Oktober yang bahkan dia akui merupakan penilaian yang tinggi untuk perusahaan tersebut.
Baca Juga: Berkshire Milik Warren Buffett Beli Saham TSMC Senilai US$ 5 Miliar
Sejak mengambil alih Twitter, Musk mengaktifkan kembali akun mantan Presiden Donald Trump setelah ditangguhkan selama 22 bulan, menyusul peristiwa 6 Januari 2021 di Capitol Hill.
Dia juga mengaktifkan kembali akun yang diblokir karena komentar anti-trans dan penyebaran ujaran kebencian. Sementara itu, saham Tesla anjlok hingga 54% tahun ini.