Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett telah memimpin perusahaan investasi Berkshire Hathaway sejak tahun 1965, dan dalam 59 tahun terakhir, ia berhasil menghasilkan tingkat pengembalian tahunan gabungan sebesar 19,8%.
Mengutip fool.com, jika seseorang menginvestasikan US$1.000 pada tahun 1965, nilai investasi tersebut akan mencapai lebih dari US$42,5 juta hari ini.
Strategi investasi Buffett yang sederhana namun efektif berfokus pada perusahaan yang memiliki pertumbuhan kuat, profitabilitas tinggi, dan manajemen yang handal. Buffett juga sangat menghargai perusahaan yang memiliki program ramah pemegang saham, seperti pembayaran dividen dan pembelian kembali saham.
Namun, yang menarik dari Buffett adalah ia tidak terpaku pada tren pasar saham terbaru. Hal ini terlihat dari keputusan Buffett yang tidak terburu-buru menanamkan modal di saham-saham kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga: Bill Gates Tak Percaya Konsep Istirahat saat Mendirikan Microsoft
Meski demikian, dua saham yang telah dimiliki oleh Berkshire Hathaway kini memainkan peran penting di industri AI, yaitu Apple dan Amazon. Dua saham ini mencakup sekitar 29,5% dari total portofolio Berkshire Hathaway, yang bernilai US$305,7 miliar.
1. Apple: Saham Terbesar di Portofolio Berkshire Hathaway
Apple Inc., dengan kapitalisasi pasar sebesar US$3,3 triliun, adalah perusahaan terbesar di dunia. Namun, ketika Buffett mulai membeli saham Apple pada tahun 2016, perusahaan tersebut bernilai jauh lebih kecil.
Antara tahun 2016 dan 2023, Berkshire Hathaway menginvestasikan sekitar US$38 miliar untuk membeli saham Apple. Berkat kinerja yang luar biasa, nilai saham tersebut melonjak menjadi lebih dari US$170 miliar pada awal 2023.
Namun, baru-baru ini Berkshire Hathaway telah menjual lebih dari setengah sahamnya di Apple. Posisi yang tersisa masih bernilai US$88,3 miliar, menjadikannya saham terbesar dalam portofolio Berkshire.
Penjualan ini mungkin mencerminkan pandangan hati-hati Buffett terhadap pasar secara umum, bukan terhadap Apple itu sendiri. Indeks S&P 500, misalnya, saat ini diperdagangkan pada rasio harga terhadap laba (P/E) sebesar 27,6, jauh lebih tinggi dari rata-rata historisnya sebesar 18,1 sejak tahun 1950-an.
Baca Juga: Jajak Pendapat Pemilu AS: Siapa yang Unggul, Harris atau Trump?
Potensi Apple di Era AI
Apple tengah bersiap menghadapi salah satu periode terpenting dalam sejarahnya. Dengan lebih dari 2,2 miliar perangkat aktif di seluruh dunia termasuk iPhone, iPad, dan Mac Apple berpotensi menjadi distributor AI terbesar di dunia bagi konsumen.
Apple telah meluncurkan "Apple Intelligence", sebuah teknologi AI yang dikembangkan bersama OpenAI, pencipta ChatGPT. Teknologi ini tertanam dalam sistem operasi iOS 18 dan hanya akan tersedia di iPhone 16 dan iPhone 15 Pro karena chip terbaru di perangkat tersebut dirancang khusus untuk memproses beban kerja AI.
Inovasi ini diperkirakan akan memicu siklus upgrade besar-besaran untuk iPhone, di mana aplikasi seperti Notes, Mail, dan iMessage akan menawarkan alat tulis baru yang dapat meringkas dan menghasilkan konten secara instan. Selain itu, Siri asisten suara Apple akan diperbarui dengan kemampuan ChatGPT, memperluas basis pengetahuan dan fungsionalitasnya.
Meski pertumbuhan pendapatan Apple relatif lambat dalam beberapa kuartal terakhir, perusahaan ini masih memenuhi hampir semua kriteria investasi Buffett. Apple sangat menguntungkan, memiliki tim manajemen luar biasa yang dipimpin oleh CEO Tim Cook, dan mengembalikan banyak uang kepada pemegang saham melalui dividen dan pembelian kembali saham.
Apple baru-baru ini meluncurkan program pembelian kembali saham senilai US$110 miliar, yang merupakan yang terbesar dalam sejarah korporasi Amerika.
Baca Juga: Pasang Surut Persahabatan Selama 30 Tahun Bill Gates dan Warren Buffett
Masa Depan Apple dan AI
Meskipun tidak ada jaminan bahwa Berkshire telah berhenti menjual saham Apple, munculnya AI diperkirakan akan mendorong fase pertumbuhan baru bagi perusahaan ini. Oleh karena itu, tetap optimis terhadap prospek Apple, terlepas dari apa yang akan dilakukan Buffett selanjutnya.
2. Amazon: Peluang Kecil di Portofolio Berkshire dengan Potensi Besar
Berkshire Hathaway mulai membeli saham Amazon pada tahun 2019, dan saat ini nilai saham tersebut mencapai US$1,7 miliar, atau sekitar 0,6% dari total portofolio Berkshire. Meskipun kecil, Buffett kerap menyatakan penyesalannya karena tidak melihat peluang di Amazon lebih awal.
Amazon telah berkembang pesat dari sekadar perusahaan e-commerce menjadi pemain dominan di bidang streaming, periklanan digital, dan komputasi awan.
Amazon Web Services (AWS), yang merupakan platform cloud terbesar di dunia untuk bisnis, telah memainkan peran kunci dalam membantu organisasi beroperasi di era digital. AWS juga bercita-cita menjadi penyedia solusi AI utama untuk bisnis, yang dapat menjadi peluang finansial terbesar bagi Amazon.
Baca Juga: Tiga Saham yang Dijual Warren Buffett Saat Resesi Mendekat
AWS dan AI
AWS mengembangkan chip pusat data sendiri, seperti Trainium, yang mampu menawarkan penghematan biaya hingga 50% dibandingkan perangkat keras pesaing seperti Nvidia. Selain itu, AWS juga membangun rangkaian model bahasa besar (LLM) yang disebut Titan.
Pengembang yang tidak ingin membuat LLM mereka sendiri dapat mengakses Titan melalui Amazon Bedrock, bersama dengan portofolio LLM dari startup AI terkemuka seperti Anthropic. LLM ini merupakan fondasi bagi setiap aplikasi chatbot AI.
AWS juga memperkenalkan asisten AI bernama Amazon Q. Amazon Q Business dapat dilatih berdasarkan data organisasi untuk memberikan jawaban instan atas pertanyaan karyawan, serta menghasilkan konten untuk meningkatkan produktivitas.
Sementara itu, Amazon Q Developer dapat digunakan untuk mendeteksi dan memperbaiki bug dalam kode serta mempercepat proyek pengembangan perangkat lunak.
Potensi Masa Depan AI dan Amazon
Menurut firma konsultan PwC, AI dapat menambah US$15,7 triliun ke ekonomi global pada tahun 2030. Kombinasi antara chip, LLM, dan aplikasi perangkat lunak akan membantu Amazon merebut bagian yang signifikan dari potensi ekonomi tersebut.
Baca Juga: Anggota Klub US$100 Miliar Menyusut Menjadi 12 Orang, Siapa Saja yang Terpental?
Posisi Amazon di Portofolio Buffett
Meskipun Amazon tidak memenuhi banyak kriteria Buffett seperti dividen atau program pembelian kembali saham Amazon mungkin merupakan salah satu saham AI yang paling beragam yang dapat diinvestasikan saat ini.
Meski kepemilikannya relatif kecil, Berkshire kemungkinan besar akan meraup keuntungan jangka panjang dari investasi ini, meskipun Buffett mungkin berharap memiliki lebih banyak saham Amazon.