Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PARIS. Produsen pesawat asal Eropa Airbus berhasil mengantongi pesanan senilai total US$21 miliar dalam gelaran Paris Air Show pekan ini
Sementara Boeing memilih tidak mengumumkan kontrak baru menyusul kecelakaan pesawat Air India Boeing 787 pekan lalu.
Pada Rabu (18/6), Airbus meresmikan pesanan 10 pesawat jarak jauh dari Starlux Airlines Taiwan, memberikan dorongan positif di tengah minimnya gebrakan dari pelanggan besar mereka seperti AirAsia.
Baca Juga: Israel Murka, Prancis Tutup Stan Senjata di Paris Airshow
Secara keseluruhan, Airbus mencatat 148 pesanan pasti senilai US$14,2 miliar, termasuk enam yang sebelumnya sudah diumumkan, serta 102 pesanan sementara senilai US$6,7 miliar, berdasarkan estimasi harga pengiriman dari Cirium Ascend yang berbasis di Inggris.
Para peserta sempat memperkirakan bahwa ajang Paris Air Show kali ini akan lebih tenang dari biasanya, terutama setelah Boeing menandatangani kontrak besar dalam kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Timur Tengah.
Namun, pasca kecelakaan di India, Boeing mengurangi kehadiran mereka di pameran untuk fokus pada penyelidikan insiden tersebut.
Sebaliknya, Airbus terus mengumumkan kontrak baru dan menunjukkan kepercayaan diri terhadap permintaan pasar, bahkan mengisyaratkan kemungkinan peningkatan dividen.
Meski begitu, setiap pengumuman mereka selalu diawali dengan ungkapan belasungkawa untuk korban kecelakaan di India.
“Ini adalah ajang yang berlangsung di tengah tragedi menyedihkan yang memengaruhi kita semua,” ujar CEO unit pesawat komersial Airbus, Christian Scherer, kepada Reuters.
Baca Juga: Paris Airshow 2025 Dibuka di Tengah Duka Kecelakaan di India dan Konflik Timur Tengah
Peluang Besar dari AirAsia Ditunda
Sebelum dan selama acara, ramai spekulasi bahwa Airbus akan mengamankan kontrak besar dari AirAsia, namun harapan tersebut belum terwujud.
CEO Capital A Group Tony Fernandes menyebut, pihaknya tengah bernegosiasi untuk membeli 50–70 unit A321XLR serta 100 unit A220 atau pesaingnya dari Embraer, yakni jet regional E2.
Namun Fernandes menyebut bahwa fokus utama saat ini adalah menyelesaikan proses restrukturisasi grup, dan kemungkinan besar keputusan pembelian akan diambil dalam 1–3 bulan ke depan.
Dua sumber industri menyebut Airbus telah memberikan penawaran agresif untuk mendorong pembelian A220, termasuk meluncurkan versi baru berkapasitas 160 kursi.
Namun, diskusi terkendala isu pembiayaan. Negosiasi diperkirakan akan kembali intensif pada Juli saat Capital A keluar dari restrukturisasi keuangan.
Baca Juga: Maskapai Murah Asia Tenggara Bersaing Ketat Tambah Armada, Meski Laba Tertekan